Search This Blog

Saturday, March 21, 2020

Cara Membuat Karikatur

Karikatur adalah potret, gambar, atau lukisan, baik yang melebih-lebihkan (ekstrem) ataupun yang mendistorsi esensi dari seseorang atau suatu objek untuk menciptakan gambaran visual yang mudah diidentifkasi. Karikatur seorang politisi biasanya digunakan dalam kartun editorial di surat kabar, sementara karikatur seorang bintang film sering dijumpai di majalah hiburan. Karikatur berasal dari bahasa Italiacaricare, yang artinya memberi muatan, jadi secara esensial karikatur berarti "foto/gambar bermuatan."

  1. 1
    Pilihlah orang yang ingin Anda buat karikaturnya.
  2. 2
    Siapkan pensil dan kertas gambar.
  3. 3
    Gambarlah tubuh dengan ukuran kecil dalam busana yang akan dipakai oleh orang tersebut ketika melakukan hobinya (misalnya memakai pakaian balet rok tutu, yaitu rok penari balet yang bentuknya mengembang).
  4. 4
    Gambarlah kepala yang besar dengan bentuk yang dilebih-lebihkan. Sebagai contoh, jika subjek memiliki dahi relatif lebar maka beri tekanan pada bagian ini dengan menggambarnya lebih lebar dari yang sebenarnya. Jika dahinya sempit dibandingkan ukuran rata-rata maka gambarlah dahi yang lebih sempit.
  5. 5
    Gambar rambutnya. Jika subjek memiliki rambut keriting, buatlah menjadi sangat keriting; jika rambutnya panjang, gambarlah hingga panjangnya mencapai tumit; dan sebagainya.
  6. 6
    Gambarlah mata dalam warna-warna cerah. Jika subjek memiliki bulu mata yang panjang, buatlah menjadi sangat panjang.
  7. 7
    Gambar hidungnya. Hidung relatif sederhana, apakah berukuran besar atau kecil, tidak rata atau lurus, dan sebagainya.
  8. 8
    Gambarlah bagian mulut. Menggambar bibir relatif mudah, misalnya bulat penuh, tipis, lurus, dsb. Jika subjek memiliki gigi yang bagus, gambar gigi yang sangat lurus; jika subjek memiliki gigi berukuran besar, buatlah gigi tonggos; jika giginya tidak beraturan, buatlah kawat gigi di atasnya. Lakukan sesuatu yang ekstrem!

2
Membuat Karikatur Alternatif

  1. 1
    Tentukan subjek karikatur dan lakukan penelitian terhadapnya.
  2. 2
    Ajukan pertanyaan pada diri sendiri mengenai beberapa hal paling utama. Misalnya, fitur apa yang terpenting untuk struktur subjek? Apakah Anda mendapati bagian pada wajah subjek yang luar biasa besar, kecil, mengagumkan atau menawan?
  3. 3
    Buatlah garis luar atau outline dari subjek dan pastikan untuk memberi perhatian lebih intens pada bentuk wajahnya. Garis yang Anda tarik sebaiknya mulus (tidak terputus-putus), halus, dan mantap. Karikatur adalah tiruan kartun, dan tidak akan terlihat tepat apabila gambar yang Anda buat tidak jelas atau ragu-ragu dan samar.
  4. 4
    Mulailah mengisi fitur-fiturnya.
  5. 5
    Jangan ragu untuk melebih-lebihkan dan bermain dengan fitur yang telah Anda amati sebelumnya ketika Anda melakukan penelitian atau memelajari subjek. Jangan berpikir tentang aliran realisme, tetapi tetaplah membuat gambar yang berpatokan pada apa yang Anda lihat.
  6. 6
    Pastikan menambah sedikit waktu untuk membuat detail, misalnya pada bagian rambut, bintik-bintik pada wajah, gigi, dsb.
  7. 7
    Pastikan untuk menambah beberapa elemen di sekitar kepala, seperti topi. Elemen tambahan tersebut harus digambar dengan tarikan garis yang halus dan tegas.
  8. 8
    Pastikan Anda membandingkan karikatur yang Anda buat dengan subjek, lalu buatlah perbaikan atau perubahan bila diperlukan.
  9. 9
    Tunjukkan karikatur hasil karya Anda tersebut kepada subjek yang Anda gambar. Pastikan untuk mengukur kualitas karikatur Anda dengan mengamati reaksi orang tersebut.

Tips

  • Pilihlah dua atau tiga fitur dari subjek Anda, dan gambarlah dengan cara ekstrem.
  • Jika Anda menginginkan hasil akhir gambar dalam wujud hitam-putih, cobalah lakukan penintaan untuk hasil yang menarik.
  • Jadilah orang yang kreatif.

Semoga Bermanfaat Boss Que!

  • Pastikan untuk selalu meminta izin pada subjek, sebelum Anda membuat karikaturnya, sebab gambar tersebut mungkin akan menyakiti perasaannya. Meskipun sebagian besar orang hanya tertawa melihat gambar karikatur dirinya, namun sebagian yang lainnya bisa merasa tersinggung.

Hal yang Anda Butuhkan

  • Pensil
  • Pensil warna/krayon
  • Kertas

Referensi

Ini Nomor CALL CENTER Penanganan Virus Corona di SUMUT !

Seorang petugas melakukan penyemprotan cairan disinfektan di sekitaran ruang isolasi RSUP Adam Malik, Medan, Rabu (18/3). Foto: Dedi Sinuhaji for medanToday.com
medanToday.com,MEDAN – Virus Corona atau COVID-19 terus meluas persebarannya. Yang teranyar ada dua orang di Indonesia yang disebut positif Corona.
Upaya pencegahan terus dilakukan. Masyarakat di ajak agar tidak panik terhadap Corona. Di Sumatera Utara, upaya pencegahan juga dilakukan. Berbagai pintu masuk menuju Sumut diawasi. Termasuk membuka layanan telepon atau call centre.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara Alwi Hasibuan mengatakan layanan ini digunakan untuk melayani masyarakat untuk mendapatkan informasi terkait COVID-19.
Nomor kontak yang bisa dihubungi adalah 0821-6490-2482. “Masyarakat bisa bertanya informasi gejala dan rumah sakit rujukan bila terindikasi mengalami gejala virus Corona,” katanya, Kamis (5/3).
Lantas wartawan pun mencoba menghubungi call centre itu. Dalam waktu sekejap, telepon langsung diangkat. Ada seorang petugas diujung telepon yang menanyai identitas.
Ketika ditanyai seputar COVID-19, petugas itu memberikan penjelasan hingga cara penanganan jika gejala sudah terlihat.
“Yang jadi prioritas adalah call center hari ini harus sudah diaktifkan. Kalau call center ini kami harapkan bisa segera, supaya bisa membantu mengurangi kekhawatiran masyarakat,” ujarnya.
Sejauh ini belum ada kasus COVID-19 yang terdata di Sumut. Alwi mengatakan, jika pihaknya sudah membentuk tim masing-masing di 33 kabupaten/kota.
“Antisipasi juga makin diperketat di sejumlah jalur masuk dan keluar seperti bandara melalui alat thermal scan, health alert card (HAC) dan ruang observasi khusus,” jelasnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah mengimbau masyarakat untuk tidak panik. Bila mendapatkan informasi, lebih baik mencari tahu kebenarannya lebih dulu daripada mengakibatkan kepanikan.
“Kita sudah siapkan agar rumah sakit rujukan mempersiapkan ruangan-ruangan apabila ada masyarakat yang terjangkit virus corona,” terangnya.(mtd/min)

Tuesday, June 16, 2015

MAQAM DIRI / MAQAM 7



Zikir » MAKAM DIRI | MAKAM 7
Bismilahirahmanirahim

 MAKAM DIRI | MAKAM 7
Segala puji untuk allah tuhan sekalian alam dan tiada sekutu bagi nya !
dalam kesempatan ini saya akan publikasi kan ilmu yang begitu bermanfaat dunia dan akhirat, yaitu mengetahui MAKAM MAKAM tertentu Untuk mendekat kan diri pada ALLAH SWT !
Perlu juga diketahui bahwa Silsilah ini Saya kutip dari seseorang yang berhati mulia ( KI BAYU ), karna ia mau mempublikasi kan silsilah ini ! yang mau berkunjung ke situs beliau silahkan Klik >>> Disini

Selamat Membaca Semoga dapat di amal kan :

.


 
Pada diri peribadi seorang manusia terdapat “tempat” yang disebut ” makam diri”. Tempat ini sangat penting untuk diketahui dan dipahami, sebab apabila sebuah makam tersebut tidak pernah kita kunjungi atau tidak pernah kita perdulikan maka bencanalah yang akan melanda diri peribadi baik di dunia maupun di  akhirat.
Kita selalu berjiarah ke makam (kuburan) orang lain, sementara makam diri sendiri tidak pernah di jiarahi tentu naif jadinya. Makam orang lain kita buat bersih tanpa rumput sama sekali, namun disayangkan makam peribadi karena tidak pernah dijiarahi kondisinya penuh rumput belukar sehingga dipastikan bersemayam segala binatang melata yang berbisa, ironisnya.

Mengapa Demikian?
Iblis laknatulloh telah besumpah dihadapan Allah bahwa Dia tidak akan pernah tunduk kepada adam, bahkan saking antipatinya Iblis akan terus menggoda Adam dan anak cucu Adam dengan misi menyesatkan / menjerumuskan ke lembah nista dan menjadikan koloni sesat.

Dimanakah Mereka Bersemayam Dan Berkuasa?
Didalam wadah maksiat mereka bersemayam. Didalam wadah Amarah mereka bersemayam, Didalam wadah takabbur mereka bertengger, dan banyak lagi tempat mereka dapat membangun kerajaannya. Makanya jangan heran apabila pada diri peribadi seorang manusia akan terkandung sifat-sifat tercela yang mengotori jiwa seperti:
1.     Hasad atau Iri hati
HASAD DENGKI, kita tentu sudah sangat familiar dengan kata-kata tersebut. Bahkan dulu mungkin sewaktu pelajaran agama SD , kita sering memilih sifat tercela yang satu ini ketika diminta menuliskan contoh sifat tercela. Hasad dengki sering disebut juga dengki atau iri dan hasad. Untuk mendiagnosis gejala penyakit hasad dengki ini sebenarnya cukup simpel, yaitu dengan cukup bertanya kepada diri kita, apakah kita termasuk orang yang senang lihat orang susah dan susah lihat orang senang? Nah, apabila di dalam hati kita terdapat tanda-tanda atau sifat diatas itu maka boleh jadi kita termasuk orang yang sedang terjangkit penyakit Hasad Dengki, sebuah penyakit diantara sekian banyak penyakit ruhani yang amat berbahaya. Kita mesti segera mencari obatnya, sebab kalau kita kekalkan penyakit ini di dalam hati, maka kita takut tidak selamat di dunia terlebih di akhirat.
Tetapi sayang hingga saat ini belum ada Rumah Sakit Spesialis Penyakit Hasad Dengki. :) Berarti ya kita mesti cari dokter ruhani alias Mursyid yang dapat mengobati penyakit hati hati kita..
Hampir setiap orang menderita penyakit hasad dengki ini, cuma bedanya banyak atau sedikit, bertindak atau tidak. Dalam sebuah hadis disebutkan tentang enam golongan manusia yang dicampakkan ke dalam neraka, satu diantaranya adalah orang atau ulama yang di dalam hatinya terdapat hasad dengki.
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya : “sesungguhnya hasad dengki itu memakan kebaikan sepertimana api memakan kayu bakar”
Orang yang di dalam hatinya terdapat penyakit hasad dengki ini, hidupnya tidak akan pernah bahagia, jiwanya senantiasa menderita dan tersiksa. Hatinya selalu tersiksa jika melihat orang lain lebih dari dirinya atau mendapat nikmat serta kejayaan. Dan sebaliknya dia akan bergembira bila orang lain susah dan gagal.
Maka dari itu, hasad dengki inilah penyakit kronis yang merusak perpaduan dan ukhuwah. Akan timbul di dalam masyarakat fitnah memfitnah, dendam mendendam, buruk sangka,mengumpat, mengadu domba, dan dosa-dosa lain yang akan menghapuskan segala kebaikan.
Seseorang yang melayani sifat hasad dengkinya, maka pada hakikatnya dia adalah orang yang paling biadab dengan Allah, sebab secara tidak langsung dia benci kepada Allah, dia tidak redha pada apa yang Allah telah berikan kepada orang lain serta kepada dirinya.Sekalipun ibadahnya banyak, tahajudnya banyak dan shalatnya banyak.
Dalam sebuah kisah para Sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, terjemahannya : wahai Rasulullah, sesungguhnya ada seorang wanita yang berpuasa siang hari dan shalat tahajud di malam harinya, tetapi selalu menyakiti tetangganya dengan lidahnya”. Jawab baginda Rasulullah SAW : “ Tidak ada kebaikan lagi baginya, ia adalah ahli neraka”.
Kemudian dalam sebuah kisah yang lain menyebutkan, ketika Rasulullah berkumpul bersama para Sahabatnya, tiba-tia baginda berkata, “ wahai para sahabatku, sesaat lagi dalam majelis ini akan datang seorang pemuda ahli syurga”. Para Sahabat pun penasaran, siapa yang akan datang ke dalam majelis tersebut, yang Rasulullah sendiri menyebutnya sebagai pemuda ahli Syurga. Maka tak lama setelah itu datanglah Sa’ad bin Abi Waqash ke dalam majelis itu. Rupanya beliaulah yang disebut Rasulullah sebagai Ahli Syurga tersebut. Lantas para sahabatpun sangat “cemburu”, bereka ingin tahu kenapa si pemuda ini disebut sebagai ahli syurga, apa yang menjadi amal ibadahnya sehingga ia layak untuk disebut ahli Syurga oleh Rasulullah?
Maka selepas majelis itu, ada sahabat yang berinisiatif untuk melihat secara dekat si pemuda tadi, akhirnya sahabat ini mengikuti si pemuda sampai rumah. Kemudian sahabat ini meminta izin kepada si pemuda untuk menginap di rumahnya. Maka di izinkanlah sahabat ini menginap.
Tetapi ajaib, sepanjang hari dan sepanjang malam si sahabat ini mengamati si pemuda, ternyata tidak ada ibadah yang istimewa pada diri si pemuda. Dia hanya beribadah yang wajib-wajib saja, malam hari pun si pemuda ini tidak bangun untuk shalat malam. Maka bertambah penasaranlah si sahabat, lantas bertanya, wahai saudaraku, engkau disebut oleh baginda Rasulullah sebagai pemuda ahli Syurga, tetapi aku lihat tidak ada yang istimewa pada amal ibadahmu, bolehkah aku tahu rahasia engkau?”
Si Pemuda terkejut mendengar pertanyaan dari si sahabat, lantas merenung dan menjawab, mungkin yang menjadikan aku disebut ahli Syurga oleh Rasulullah adalah bahwa hatiku tidak pernah sedikitpun hasad dengki dengan orang lain, bahkan niat untuk hasad dengki pun aku tidak punya”
Orang yang ibadahnya banyak pun masuk neraka karena hasad dengki, apalagi yang tidak pernah tahajud, tidak pernah puasa sunat dan masih bergelimang dengan hasad dengki. Kalau bentul kita beriman kepada Allah, marilah kita insyaf akan penyakit-penyakit hati kita dan memperbaiki dengan cara MUJAHADATUNNAFSI atau bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu yang jahat.
Diantara tips yang mesti kita lakukan sebagai mujahadah terhadap hasad dengki ialah :
  1. Setiap kali orang yang kita dengki mendapat kejayaan, maka kita ucapkan selamat kepadanya. Dan sebaliknya apabila dia tertimpa kesusahan maka kita menumpang sedih juga atas apa yang menimpanya serta menghiburnya.
  2. Sanjung, sebut dan pujilah kebaikan serta keistimewaan orang yang kita dengki di belakang dia, dan kalau ada keburukannya kita rahasiakan. Doakan kebaikan untuknya.
  3. Sering-sering bersilaturahmi serta memberi hadiah kepada orang yang kita dengki tersebut.
  4. Kalau ada orang yang berusaha menjatuhkan orang yang kita dengki itu, berusahalah untuk membelanya. Jangan melayani syeitan yang hendak merusakkan mujahadah kita dengan mendorong kita untuk ikut mengumpatnya.
  5. Berdoa kepada Allah agar dimudahkan membuang penyakit hasad dengki yang ada dalam diri kita.
Memang berat dan terasa pahit tetapi itulah obat, sebab selama ini Ego kita sudah mendarah daging. Tapi obat ini mesti kita makan dan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan ingat selalu firman Allah dalam QS Al Ankabut :69 yang artinya : dan mereka yang bermujahadah pada jalan Kami, niscaya Kami tunjuki jalan-jalan Kami itu “.
gift.jpg
Timbulnya hasad dengki pada orang lain adalah karena orang lain mempunyai keistimewaan dan kelebihan lebih dari yang kita miliki. Atau bila seseorang mendapat nikmat lebih dari kita atau bila kita terasa seseorang telah mengalahkan kita dalam perjuangan, persaingan atau kompetisi maka datanglah hasad dengki itu.
Sepatutnya tidak begitu.Kalau kita beriman dengan Allah, yakin akan keadilanNya mengatur pemberian kepada hamba-hambaNya maka kita tidak akan hasad dengki dengan orang lain.
Firman Allah dalam QS An Nisa: 32, yang artinya : “ janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain”.
Allah yang melebihkan dan mengurangkan pemberianNya kepada seseorang. Dan Allah adalah adil atas pemberian lebih dan kurang itu. Dia bermaksud menguji kita. Siapa yang sadar dirinya sebagai hambaNya, lalu akan sentiasa bersyukur pada nikmat yang diperolehi, redha dengan taqdir dan sabar menunggu ujian.
Dalam hadis Qudsi, Allah berfirman yang artinya : “ barangsiapa tidak redha terhadap takdir yang telah berlaku dan tidak sabar terhadap cobaan dariKu, maka carilah Tuhan selain Aku “
Kalau Allah melebihkan seseorang itu dari kita, artinya Allah mau menguji kita apakah sabar dan redhakah kita dengan kekurangan yang Allah takdirkan. Dan kalau Allah lebihkan kita dari seseorang, artinya Allah mau menguji kita, bersyukurkah kita terhadap nikmat itu atau sebaliknya sombong, congkak, dan lupa diri sebagai hamba Allah.
Kalau begitu kenapa mesti hasad dengki? Kalau masih hasad dengki juga, artinya kita tidak redha dengan Allah. Kita tidak senang dengan peraturan-Nya dan kita tidak menerima kehendak-Nya. Sebab itu orang yang hasad bukan saja bermusuhan dengan orang yang didengki itu tetapi juga bermusuhan dengan Allah. Biadab dengan manusia dan biadab dengan Allah, maka layaklah menjadi ahli Neraka.

  1. Haqad atau Dengki / benci

3.     Suuzzan atau Prasangka buruk
Definisi Su’udzon
a. Menurut bahasa, as-suu’u artinya:
1. Semua yang buruk atau kebalikan dari yang bagus
2. Semua yang menjadikan manusia takut, baik dari urusan dunia maupun urusan akhirat.
Adz-dzonn menurut bahasa berarti:
1. Ragu. Allah berfirman: “Barangsiapa yang menyangka bahwa Allah sekali-kali tiada menolongnya (Muhammad) di dunia dan akhirat, Maka hendaklah ia merentangkan tali ke langit, Kemudian hendaklah ia melaluinya, Kemudian hendaklah ia pikirkan apakah tipu dayanya itu dapat melenyapkan apa yang menyakitkan hatinya.” (QS 22: 15).
2. Menyangka. Allah berfirman: “(yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka.” (QS 33: 10).
3. Tahu yang tidak yakin. Allah berfirman: “..kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; Maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka..” (QS 59: 2).
4. Yakin. Allah berfirman: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS 2: 45-46)
b. Su’udzon menurut istilah: prasangka yang menjadikan seseorang mensifati orang lain dengan sifat yang tidak disukainya tanpa dalil.
Su’udzon dalam Pandangan Islam
a. Haram
1. Su’udzon kepada Allah. Allah berfirman: “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (QS 6: 116)
2. Su’udzon kepada Rasul
3. Su’udzon kepada orang-orang Mukmin yang dikenal dengan kebaikannya. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah berdosa.” (49: 12)
b. Wajib.
1. Wajib su’udzon kepada orang kafir yang terang-terangan dengan kekufurannya dan permusuhannya kepada Allah, Rasulullah dan orang-orang Mukmin yang shaleh. Allah berfirman:
“Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrikin), padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (Tidak menepati perjanjian).” (QS 9: 8)
2. Su’udzon kepada orang Muslim yang dikenal terang-terangan berbuat maksiat, menghalangi jalan Allah dan tidak komitmen terhadap Islam.
Sebab- Sebab Su’udzon
1. Niatan yang buruk
2. Tidak terbiasa dalam menggunakan kaidah yang benar dalam menghukumi sesuatu. Kaidah tersebut adalah:
a. Melihat segala sesuatu dari lahiriyahnya dan membiarkan batiniahnya menjadi urusan Allah.
b. Selalu mendasarkan atas bukti-bukti
c. Memastikan kebenaran bukti-bukti tersebut
d. Bukti-bukti tersebut tidak saling bertentangan satu dengan yang lainnya.
3. Lingkungan yang buruk akhlaknya
4. Mengikuti hawa nafsu
5. Terjatuh dalam masalah syubhat
6. Tidak memperhatikan adab-adab Islam dalam berkomunikasi. Adab komunikasi adalah: a) Tidak diperbolehkan berkomunikasi berdua dan lebih baik bertiga b) Pembicaraan hendaknya dalam kebaikan dan ketaatan.
7. Mengabaikan masa kini yang baik dan hanya terpaku pada masa lalu yang buruk.
Cara Mengatasi Su’udzon
1. Membangun aqidah yang benar yang berpegang di atas prinsip husnudzon pada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin.
2. Melakukan tarbiyah dalam rangka mengokohkan aqidah dalam diri
3. Membiasakan diri untuk komitmen dengan adab-adab Islam di dalam menghukumi segala sesuatu.
4. Menjauhkan diri dari masalah-masalah subhat
5. Berusaha untuk berada dalam lingkungan yang baik
6. Mujahadah dan berusaha untuk mengendalikan hawa nafsu dan syahwat
7. Mempersepsikan manusia dengan realitas sekarang dan bukan masa lalunya
8. Senantiasa membaca buku-buku sejarah orang-orang yang shalih


4.     Kibir atau Sombong
TANDA, SEBAB DAN KESAN SOMBONG
Perkataan kibir mengikut istilah bahasa Melayu, ertinya ialah sombong atau angkuh. Pengertian dalam bahasa moden ialah ego. Mengikut syariat Islam, erti kibir ialah membesarkan diri kerana merasakan diri mempunyai kelebihan dan keistimewaan sehingga lupa kepada Allah dan menderhakainya. Pengertian mengikut istilah syariat inilah yang akan dihuraikan di sini.
Sifat kibir atau sombong atau angkuh atau ego bermakna membesarkan diri kerana hati merasakan diri mempunyai kelebihan, keistimewaan dan kehebatan. Ia merupakan sifat batin (mazmumah) yang paling keji. Bahkan ia adalah sifat batin yang sangat jahat.
Dosa dan kesalahan pertama yang dilakukan oleh makhluk Allah terhadap Allah ialah sifat sombong. Iblis enggan sujud kepada Nabi Adam a.s. sewaktu Allah memerintahkannya. Dia membesarkan diri lantaran merasakan dirinya lebih utama dan lebih mulia daripada Nabi Adam a.s. Kejadiannya daripada api sedangkan Nabi Adam a.s. daripada tanah. Itu saja penyebab yang dia rasa dirinya lebih hebat dan istimewa.
Peristiwa kesombongan iblis ini Allah ceritakan dalam Al Quran, firman-Nya: “Dan (ingatlah) ketika Kami memerintahkan kepada malaikat: ‘Sujudlah kepada Ada.’ Dia (Iblis) enggan dan membesarkan dirinya. Maka sesungguhnya dia adalah dari golongan musyrik.” (Al Baqarah: 34)
Di sini Allah menceritakan bagaimana keengganan iblis untuk tunduk dan taat dengan arahan Allah. Bahkan ia membesarkan diri kerana merasa dirinya lebih hebat dan mulia daripada Nabi Adam a.s. Maka dia menjadi kafir dan menerima kutukan Allah dunia Akhirat. Allah keluarkan dia dari Syurga yang penuh nikmat dan menukar wajahnya menjadi seburuk-buruk rupa. Di sinilah bermula dendamnya kepada Nabi Adam a.s. dan anak cucu cicitnya yang tidak pernah padam sesaat pun. Jelas, daripada penyakit sombong ini akan lahirlah penyakitpenyakit batin yang lain seperti pemarah, pendendam dan hasad dengki.
Dari sini lahirlah buahnya di dalam tindakan lahir seperti kasar, keras, mengangkat-angkat diri, mengumpat dan menghina orang, menganiaya, penindasan, diskriminasi, penzaliman dan pembunuhan. Sebab itu sombong sangat dimurkai Allah SWT. Kesan daripada sifat sombong ini tercetus kerosakan dalam kehidupan masyarakat seperti hilang kasih sayang, pecah per-paduan, saling berdendam, hina-menghina, kata-mengata dan jatuh-menjatuhkan serta berbunuh-bunuhan. Itulah kemuncaknya. Sebab itu sifat sombong ini mesti dikikisbuangkan.
Sifat sombong ini hanya layak bagi Allah. Ia pakaian Tuhan maka makhluk tidak berhak memakainya. Allah SWT berfirman dalam Hadis Qudsi: “Sombong itu selendang-Ku dan keagungan adalah sarung-Ku. Barangsiapa merampas salah satu darinya, Aku lemparkan dia ke Neraka Jahannam.” (Riwayat Abu Daud)
Di antara ayat Quran yang sangat melarang kita memakai sifat kibir ini ialah: “Sesungguhnya orang-orang yang meyombongkan diri daripada menyembah-Ku, akan masuk ke Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Al Mukmin: 60) “Janganlah kamu berjalan dengan menyombomgkan diri kerana sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan ketinggianmu tidak akan melepasi gunung.” (Al Israk: 37) “Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang sombong.” (An Nahl: 23)
Sedangkan sifat-sifat dan nama-nama-Nya yang lain yang sebanyak 99 (Asmaul Husna) itu tidak salah untuk hamba-hamba-Nya memilikinya. Misalnya sifat Rahman, Rahim, Kaya, Kasih Sayang, Pemurah, Pemaaf, Alim dan lain-lain lagi. Ini dibenarkan bahkan diperintahkan supaya kita memilikinya. Oleh kerana sifat sombong ini menjadi punca tercetusnya penyakit-penyakit batin (mazmumah) yang lain sehingga melahirkan kejahatan-kejahatan lahiriah yang banyak di tengah kehidupan masyarakat, maka sombong ini sangat dikeji dan dimurkai Allah. Rasulullah SAW juga ada mengingatkan dalam Hadis baginda tentang bahayanya sifat sombong. “Tidak akan masuk Syurga orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan.” (Riwayat Muslim)
Tidak akan masuk Syurga, ertinya ke Nerakalah jawabnya. Dengan membawa sikap sombong, di dunia lagi orang tidak suka dan tidak ada kedamaian jiwa. Di Akhirat terjun ke Neraka. Sebab itu sombong ini mesti dicabut sampai ke akar umbinya hingga tidak ada walaupun sebesar zarah, barulah kita selamat. Walhal mengikut kata Imam Al Ghazali, sifat sombong ini hampir-hampir mustahil dapat dibuang. Oleh itu kita mesti mengenal pasti lebih dahulu tanda-tanda penyakit ini dan sebab atau punca-punca penyakit supaya mudah mengubati atau mengikisnya.
TANDA-TANDA SIFAT SOMBONG
Langkah-langkah untuk mengenal pasti adanya penyakit ini ialah melalui pergaulan sesama manusia. Melalui pergaulan, akan dapat dikesan sifat sombong sama ada sombong yang keterlaluan, sederhana atau ringan.
Apakah tanda-tanda seseorang itu memiliki sifat sombong? Di antaranya:
1. Payah menerima pandangan orang lain sekalipun hatinya merasakan pandangan orang itu lebih baik daripadanya. Apatah lagi kalau pandangan itu datang daripada orang yang lebih rendah daripadanya sama ada rendah umur, pangkat atau lain-lain lagi.
2. Mudah marah atau emosional. Bila berlaku perbincangan dua hala, cepat tersinggung atau cepat naik darah kalau ada orang tersilap atau tersalah.
3. Memilih-milih kawan. Suka berkawan hanya dengan orang yang satu ‘level’ atau sama taraf dengannya. Manakala dengan orang bawahan atau lebih rendah kedudukannya, dia tidak suka bergaul atau bermesra, takut jatuh status atau darjat dirinya. Bahkan dengan orang yang sama level dengannya pun masih dipilih-pilih lagi. Yakni dia suka dengan orang yang mahu mendengar dan mentaati kata-katanya. Mereka inilah saja yang dia boleh bermesra, duduk sama atau semajlis dengannya.
4. Memandang hina pada golongan bawahan.
5. Dalam perbahasan atau perbincangan, selalunya dia suka meninggikan suara atau menguatkan suara lebih daripada yang diperlukan.
6. Dalam pergaulan dia suka kata-katanya didengari, diambil perhatian dan diikuti. Sebaliknya di pihaknya sendiri, susah untuk mendengar cakap atau nasihat orang lain serta tidak prihatin dengan cakap orang. Apatah lagi untuk mengikut cakap orang lain.
7. Dalam pergaulannya, dia saja yang memborong untuk bercakap dan tidak suka memberi peluang kepada orang lain bercakap. Kalau ada orang lain bercakap, dia suka memotong percakapan orang itu.
8. Kalau dia jadi pemimpin, dia memimpin dengan kasar dan keras terhadap pengikut-pengikutnya atau orang bawahannya. Ia membuat arahan tanpa timbang rasa dan tidak ada perikemanusiaan. Kalau dia menjadi pengikut, susah pula untuk taat dan patuh pada pemimpinnya.
9. Susah hendak memberi kemaafan kepada orang yang tersilap dengannya. Bahkan ditengking-tengking, diherdik, dikata-kata atau dihina-hina. Di belakangnya diumpat-umpat.
10. Kalau dia yang bersalah, susah dan berat hendak minta maaf. Rasa jatuh wibawa bila merendah diri meminta maaf. Bahkan dia tidak mengaku bersalah.
11. Dia suka dihormati. Tersinggung kalau tidak dihormati. Tetapi dia sendiri susah atau berat untuk menghormati orang lain.
12. Mudah berdendam dengan orang lain terutamanya bila orang itu tersilap.
13. Suka menzalimi orang sama ada secara kasar atau secara halus.
14. Kurang bermesra dengan orang kecuali terpaksa kerana perlukan orang itu atau kerana takutkan orang itu.
15. Suka memperkatakan keburukan orang seperti mengumpat, memfitnah serta membenci orang.
16. Kurang menghormati pemberian orang atau tidak menghargai pemberian orang lain.
17. Suka mengangkat-angkat diri atau menceritakan kelebihan diri.
18. Suka menghina dan menjatuhkan air muka orang di hadapan orang lain.
19. Kurang menghormati nikmat-nikmat Allah. Kalau ada makanan, berlaku pembaziran atau membuang makanan yang berlebihan. Kalau ada pakaian walaupun masih elok dipakai tetapi suka berganti dengan yang baru. Pakaian yang lama dibuang. Kalau ada duit lebih, suka beli barang yang tidak diperlukan. Semua itu lebih digemari daripada memberi nikmat yang berlebihan itu kepada orang lain.
20. Kalau berdiri, lebih suka bercekak pinggang (kerana membesarkan diri). Kalau bercakap, menepuk-nepuk meja dan suka mencemik. Kalau berjalan suka bergaya, menghentak-hentak kaki atau berjalan membusung dada.
21. Kurang memberi simpati atau kurang menolong orang lain melainkan ada tujuan-tujuan dunia atau kerana takut dengan orang itu.
22. Kurang minat menerima tetamu atau tidak suka jadi tetamu orang.
23. Tidak suka menyebut kelebihan-kelebihan orang lain kerana takut mencabar dirinya.
24. Kesalahan-kesalahan orang lain dibesar-besarkan sedangkan kesalahan sendiri didiamkan, disorokkan, buat-buat tidak tahu atau cuba mempertahankan diri supaya orang menganggap dia tidak bersalah.
25. Sangat tidak senang dengan kejayaan atau kebolehan orang lain.
26. Dia sangat tersinggung kalau ada orang memuji-muji atau menyebut kelebihan-kelebihan orang lain di hadapannya. Tetapi kalau dia dipuji, terserlah pada air mukanya rasa bangga dan senang hati.
Senarai tanda-tanda, riak-riak atau sikap-sikap di atas sudah cukup jelas untuk kita dapat mengenali sifat sombong ini. Bila sudah dikenal pasti ertinya memudahkan kita mengatasi atau mencabut sifat keji ini.
SEBAB-SEBAB SOMBONG
Sebelum mencabut sifat sombong yang keji ini perlu kita tahu kenapa sifat ini boleh berlaku. Ini juga merupakan faktor pem-bantu untuk memudahkan kita mengikis sifat ini. Macamlah jerawat yang ada di pipi. Kalau kita kenal tanda jerawat, kemudian tahu kenapa boleh timbul jerawat, barulah mudah untuk kita mengubat jerawat itu.
Faktor-faktor penyebab yang menjadikan seseorang itu memiliki sifat-sifat sombong, di antaranya ialah:
1. Memiliki kuasa, sama ada dia memiliki kuasa besar atau kecil. Kuasa besar itu seperti jadi raja, presiden, perdana menteri, gabenor dan lain-lain lagi. Kuasa kecil seperti jadi pegawai, D.O., penghulu, guru besar, guru-guru dan lain-lain lagi. Kuasa yang ada itu mendorongnya menjadi sombong.
2. Mempunyai ilmu pengetahuan sama ada pengetahuan tentang dunia atau pengetahuan tentang Akhirat. Sama ada pengetahuan di banyak bidang atau di satu bidang. Ini jadi pendorong seseorang itu menjadi sombong kerana dia rasa lebih pandai daripada orang lain.
3. Mempunyai harta kekayaan. Harta juga mendorong seseorang itu menjadi sombong.
4. Mempunyai kegagahan iaitu orang yang mempunyai kekuatan fizikal atau mempunyai kepandaian dalam mempertahankan diri seperti tinju, gusti, tae kwan do, silat dan lain-lain lagi. Ini juga mendorongnya menjadi sombong.
5. Keturunan. Ada orang jadi sombong kerana berketurunan bangsawan, berketurunan ulama dan lain-lain lagi, lantas merasa diri mulia serta memandang orang lain hina berbanding dengan dirinya.
6. Sebab-sebab yang lain seperti berwajah tampan dan cantik, disayangi oleh orang besar, disayangi suami, disayangi oleh ibu ayah dan lain-lain lagi. Ini juga pendorong menjadi sombong.
7. Bukan sebab-sebab yang di atas tadi, tapi mungkin dia orang miskin atau orang jahil atau orang hodoh atau orang cacat atau orang lemah sedangkan dia tetap sombong. Ini dikatakan bodoh sombong. Orang ini walaupun tidak ada sebab khusus untuk dia berlaku sombong tetapi oleh kerana benih sifat sombong yang semula jadi ada dalam diri itu tidak terdidik dan tidak cuba untuk dikikisbuangkan atau tidak dicabut, bahkan disuburkan, maka tetaplah dia dengan sikap sombongnya.
Golongan yang sombong di taraf ini bilamana tidak sedar atau tidak kenal dirinya yang sebenar, inilah yang jadi pendorong dia bersifat sombong. Kalau begitu ada golongan manusia yang sombongnya bersebab dan ada pula golongan manusia yang sombongnya tidak bersebab. Tetapi kebanyakan manusia itu sombongnya bersebab, seperti yang disebutkan di atas tadi. Bersebab atau tidak, sifat sombong tetap mesti dicabut dan dibuang. Jika tidak, ia akan memberi kesan yang buruk di tengah kehidupan masyarakat.
KESAN SIFAT SOMBONG
Di antara kesan sifat sombong ialah:
1. Orang benci kepadanya. Fitrah semula jadi manusia tidak suka kepada orang yang bersifat sombong ini. Hati yang benci-membenci tentulah tidak ada kasih sayang, akhirnya tidak wujud perpaduan. Ini bererti umat Islam tidak ada kekuatan. Risikonya, Islam menjadi lemah, lumpuh dan runtuh kerana tidak ada pautan hati antara satu sama lain. Ini sangat merugikan umat Islam dan Islam sendiri. Maknanya, apabila sifat sombong dimiliki bersama, semuanya bersalah dan berdosa sehingga menyebabkan tamadun roh dan tamadun material tidak dapat dibangunkan.
2. Mudah marah, di mana kebiasaannya kemarahan akan berakhir dengan perbalahan dan pergaduhan.
3. Bilamana wujud sifat sombong, lahirlah penyakit yang berikutnya iaitu mudah berdendam, hasad dengki dengan manusia, mudah hendak bertindak balas di atas kesilapan orang lain. Kadang-kadang belum tentu silapnya, dia telah gopoh-gapah bertindak. Mudah pula sakit hati terhadap kejayaan dan kebolehan orang lain sehingga berusaha se-daya upaya untuk merosakkan atau menjatuhkan orang itu. Akhirnya tentulah timbul permusuhan sesama manusia. Lebih besar dari itu, akan berakhir dengan peperangan dan pembunuhan bilamana berlaku tindak balas daripada orang lain atau golongan lain pula.
Kesombongan sangat membahayakan masyarakat manusia dan dunia seluruhnya. Lantaran ini Allah sangat murka dan Allah tempatkan mereka ini di Neraka bersama Firaun, Namrud, Hamman dan lain-lain orang yang zalim dan angkuh itu.
Memandangkan betapa merbahayanya penyakit ini maka usaha-usaha lahir mesti dibuat untuk membendungnya. Beberapa panduan dan kaedah diberi untuk mengikisbuang dan mengubatinya secepat mungkin secara serius supaya kita tidak terus mengidap penyakit yang mengerikan ini.
Di antara cara-caranya ialah:
1. Ada ilmu tentang sifat-sifat mazmumah.
Adanya ilmu ibarat ada cahaya yang mampu menyuluh sifat-sifat mazmumah di dalam diri itu termasuk sifat kibir atau sombong. Perlunya ilmu kerana ia merupakan sifat batiniah yang sesetengah orang payah mengesannya tetapi mudah pula dikesan oleh orang lain.
2. Bawa berfikir selalu tentang kejadian manusia.
Sedarkan hati kita bahawa soal kejadian manusia itu adalah sama. Yakni daripada tanah dan mati kembali ke tanah semula. Walau bagaimana hebat sekalipun seseorang itu, kejadiannya sama dengan orang lain. Kejadian yang pertama asalnya daripada tanah. Walaupun berdarjat, berpangkat, berkuasa, berharta, berilmu, sama ada yang alim atau tidak, yang kaya atau miskin, yang cantik atau buruk, namun mereka semuanya sama. Samasama berasal daripada tanah.
Lihatlah raja-raja besar seperti Firaun. Walau bagaimana hebatnya dia sehingga mengaku dirinya tuhan, di manakah dia sekarang? Bukankah dia tidak dapat mempertahankan kehebatannya, akhirnya mati dan kembali ke tanah! Jadi untuk apa dibangga-banggakan dengan kehebatan dan keistimewaan masing-masing. Sedangkan semuanya setaraf, yakni berasal daripada tanah dan akhirnya kembali ke tanah jua. Tidak mampu untuk memanjangkan umur sendiri.
3. Fikirkan dan sedarkan hati kita bahawa kejadian manusia yang kedua adalah daripada air mani yang hina.
Kalau diperlihatkan kepada manusia, amat jijik dan benci sekali untuk melihatnya. Ertinya, kejadian manusia itu tidak ada beza di antara satu sama lain, sama ada orang kaya, orang berilmu, pembesar atau lain-lain lagi, semuanya berasal daripada air mani yang hina. Kalaulah orang kaya berasal daripada intan, pembesar daripada emas, orang berilmu daripada berlian dan orang biasa berasal daripada air mani, boleh jugalah berbanggabangga. Ini tidak, semuanya berasal daripada benda yang sama iaitu air mani yang hina. Dari segi kejadian, tidak ada perbezaan apa-apa pun. Jadi untuk apa kita berbangga-bangga dengan keistimewaan diri pada orang lain?
4. Melihat respon orang lain terhadap kita.
Dalam pergaulan hidup, dapat dikesan respon orang lain kepada kita. Kalau kita sombong, semua orang akan benci. Anak isteri tidak suka, jiran-jiran meluat, kenalan renggang dan pengikut tidak suka. Apa pendapat kita? Adakah untung kita mempertahankan sikap begitu? Apalah indahnya! Bukankah kita dapat rasakan betapa buruk padahnya akibat mempertahankan penyakit keji dan jahat ini. Lebih-lebih lagi kerja kita tidak semua kita mampu uruskan sendiri. Lagi tinggi pangkat dan darjat, lagi banyak urusan kerja yang perlu dibereskan, dibantu oleh tenaga-tenaga orang lain sama ada secara langsung mahupun tidak langsung.
Oleh itu pertolongan, bantuan dan titik peluh orang lain tidak boleh kita lupakan. Kalau tidak ada mereka ertinya kita tidak jadi hebat dan kaya. Kalau begitu untuk apa kita rasa lebih istimewa?
Bilamana orang sudah benci, di waktu-waktu tertentu seperti waktu sakit atau waktu kematian atau kecemasan, masyarakat akan pulaukan. Atau lambat-lambatkan bantuan atau tidak beri bantuan supaya kita terasa susah lebih dahulu. Ini semua hasil dari mereka sakit hati dengan sifat sombong kita itu.
5. Ambil iktibar dari pengalaman hidup.
Apabila ada kelebihan, keistimewaan dan kehebatan, bolehkah bersifat sombong? Cuba fikirkan kejadian-kejadian yang berlaku dalam pengalaman hidup seharian. Apakah kita berkuasa mengelakkan diri daripada sakit? Apakah kita mampu melawan kuasa tentera Allah yang dihantar melalui bencana alam dan lain-lain lagi? Apakah anda mampu melawan kematian dengan kesombongan dan kekibiran itu? Tentu tidak! Kalau begitu kenapa kita merasakan lebih istimewa daripada orang lain? Walhal tidak ada keistimewaan apa-apa pun yang menjadi milik kita. Semua itu Allah pinjamkan sekejap. Jadi tidak ada apa-apa pun kehebatan kita jika dibandingkan dengan orang lain. Kadang-kadang Allah beri kita kelebihan ilmu, kekayaan, pangkat dan lain-lain, tapi dalam masa yang sama kitalah yang paling banyak mengidap sakit. Misalnya sakit jantung, kencing manis, darah tinggi dan lain-lain sehingga kelebihan dan keistimewaan-keistimewaan itu semuanya tidak ada erti apaapa lagi. Akhirnya, nikmat yang dikumpul-kumpulkan sekian lama, tidak dapat dinikmati sendiri tetapi dinikmati oleh orang lain. Oleh itu untuk apa dibangga-banggakan dengan kehebatan yang ada itu?
6. Ingat azab Allah untuk orang yang sombong.
Cubalah renungkan. Ingatkanlah di hati bahawa sombong ini sangat dimurkai oleh Allah. Kita dianggap sudah merampas pakaian-Nya. Akibatnya, kita akan dicampakkan ke Neraka yang panas apinya 70 kali ganda kekuatan api dunia dan dalamnya 70 ribu tahun perjalanan baru sampai ke dasarnya.
Ingatkan Neraka yang keseluruhannya api. Di atasnya api, di bawahnya api, di kiri api, di kanan api, di depan api, di belakang api yang memakan dan menghanguskan daging-daging dan tulang-belulang. Kemudian diganti lagi dengan tubuh yang baru dan diseksa lagi. Begitulah berulang-ulang berlaku sepanjang masa. Walhal di waktu itu kita dibelenggu kaki dan tangan serta dicemeti berterusan oleh malaikat Zabaniah. Bau Neraka yang busuk itu tidak dapat digambarkan. Kalaulah ditakdirkan bau itu tercium oleh penduduk dunia, akan matilah semua lantaran busuknya.
Perkara-perkara di atas tadi perlu difikir-fikirkan, direnung-renungkan dan diulang-ulang memikirkannya. Diingat selalu dalam hati hingga tidak dapat dilupakan lagi. Kesannya nanti akan timbul rasa malu dan takut untuk kita bersikap ego dengan Tuhan dan dengan manusia. Dengan cara-cara atau kaedah ini moga-moga membantu kita mudah untuk bermujahadah menumpaskan sombong ini. Harapan kita moga-moga Allah sentiasa memimpin kita agar menjadi hamba-hamba-Nya yang merendah diri.

  1. Ujub atau Merasa sempurna diri dari orang lain
Ujub adalah mengagumi diri sendiri, yaitu ketika kita merasa bahwa diri kita memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain.
Ujub (kagum) menyebabkan dirinnya suka memuji dirinnya sendiri, menyangjungnya, menganggapnya lebih baik dari pada pihak lain dan bahkan menganggapnya suci. Allah melarang seseorang yang menganggap suci dirinya sendiri.
“maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (An-Najm {53}: 32).
Siapapun yang merasa takjub dengan dirinnya sendiri, pendapatnya, kemampuannya,amal, pikirannya, dll, hal itu akan menghalanginnya dari mengambil manfaat, saran, kritik, dan nasehat dari orng lain. Ia merasa hebat, keren, pintar, dan menganggap remeh orng lain dimana apabila ada ide atau karya orng lain yg lebih baik ia tidak menyukainnya dan menganggap orng itu bodoh,remeh, rendah, dll.
Ibnul Mubarok pernah berkata, “Perasaan ‘ujub adalah ketika engkau merasa bahwa dirimu memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain.”
Imam Al Ghozali menuturkan, “Perasaan ‘ujub adalah kecintaan seseorang pada suatu karunia dan merasa memilikinya sendiri, tanpa mengembalikan keutamaannya kepada Alloh SWT.”
Memang setiap orang mempunyai kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain, tetapi milik siapakah semua kelebihan itu ? Allohk berfirman :
“Bagi Alloh semua kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antaranya.” (QS. Al Maidah : 120)
Maksud dari ayat di atas adalah apapun yang kita miliki, semuanya adalah milik Alloh yang dipinjamkan kepada kita agar kita dapat memanfaatkannya dan sebagai ujian bagi kita. Tidak seorangpun yang memiliki sesuatu di alam semesta ini walaupun sekecil atom kecuali Alloh k.
Faktor Penyebab Timbulnya ‘Ujub
Ada beberapa hal yang bisa menimbulkan perasaan ‘ujub di hati setiap orang, di antaranya adalah :
1. Banyak dipuji orang
Pujian seseorang secara langsung kepada orang lain, dapat menimbulkan perasaan ‘ujub dan egois pada diri orang yang dipujinya. Makin lama perasaan itu akan menumpuk dalam hatinya, maka ia akan semakin dekat kepada kebinasaan dan kegagalan sedikit demi sedikit. Karena orang yang mempercayai pujian itu akan selalu merasa bangga dan dirinya punya kelebihan, sehingga menjadikannya malas untuk berbuat kebajikan. Rosululloh pernah terkejut ketika melihat seseorang yang memuji orang lain secara langsung, sampai-sampai beliau bersabda, “Sungguh dengan pujianmu itu, engkau dapat membinasakan orang yang engkau puji. Jikalau ia mendengarnya, niscaya ia tidak akan sukses.”
2. Banyak meraih kesuksesan
Seseorang yang selalu sukses dalam meraih cita-cita dan usahanya, akan mudah dirasuki perasaan ‘ujub dalam hatinya, karena ia merasa bisa mengungguli orang lain yang ada di sekitarnya dan tidak menyadari bahwa segala sesuatu yang diraihnya adalah atas kehendak Alloh yang Maha Kuasa.
3. Kekuasaan
Setiap penguasa biasanya mempunyai kebebasan bertindak tanpa ada protes dari orang yang ada di sekelilingnya, dan banyak orang yang kagum dan memujinya. Fenomena semacam ini akan menyebabkan hati seseorang mudah dimasuki perasaan ‘ujub. Seperti kisah Raja Namrud yang menyebut dirinya sebagai Tuhan, karena dia menjadi seorang penguasa. Dan seandainya di lemah dan miskin, tentulah tidak akan menyebut dirinya sebagai Tuhan.
4. Tersohor di kalangan orang banyak
Tersohor di kalangan orang banyak merupakan cobaan besar bagi diri seseorang. Karena semakin banyak yang mengenalnya, maka dia semakin kagum terhadap dirinya sendiri. Semuanya itu akan memudahkan timbulnya perasaan ‘ujub pada hati seseorang.
5. Mempunyai intelektualitas dan kecerdasan yang tinggi
Orang yang mempunyai intelektualitas dan kecerdasan yang lebih, biasanya merasa bangga dengan dirinya sendiri dan egois, karena merasa mampu dapat menyelesaikan segala permasalahan kehidupannya tanpa campur tangan orang lain. Kondisi seperti itu akan melahirkan sikap otoriter dengan pendapatnya sendiri. Tidak mau bermusyawarah, menganggap bodoh orang-orang yang tak sependapat dengannya, dan melecehkan pendapat orang lain.
6. Memiliki kesempurnaan fisik
Orang yang memiliki kesempurnaan fisik seperti suara bagus, cantik, postur tubuh yang ideal, tampang ganteng dan sebagainya, lalu ia memandang kepada kelebihan dirinya dan melupakan bahwa semua itu adalah nikmat Alloh yang bisa lenyap setiap saat, berarti orang tersebut telah kemasukan sifat ‘ujub.
7. Lalai atau tidak memahami hakikat dirinya sendiri.
Apabila seseorang lalai atau tidak memahami hakikat bahwa dirinya berasal dari air yang hina serta akan kembali ke dalam tanah, kemudian menjadi bangkai, maka orang seperti ini akan mudah merasa bahwa dirinya hebat. Perasaan seperti ini akan diperkuat oleh bisikan setan yang pada akhirnya akan muncul sifat kagum terhadap diri sendiri.
8. Faktor Lingkungan dan Keturunan
Yaitu keluarga dan lingkungan tempat seseorang itu tumbuh. Seorang insan biasanya tumbuh sesuai dengan polesan tangan kedua orang tuanya. Ia akan menyerap kebiasaan-kebiasaan keduanya atau salah satunya yang positif maupun negatif, seperti sikap senang dipuji, selalu menganggap diri suci dll.
9. Sanjungan dan Pujian yang Berlebihan
Sanjungan berlebihan tanpa memperhatikan etika agama dapat diidentikkan dengan penyembelihan, seba-gaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits. Sering kita temui sebagian orang yang terlalu berlebihan dalam memuji hingga seringkali membuat yang dipuji lupa diri.
10.Bergaul Dengan Orang yang Terkena Penyakit Ujub
Tidak syak lagi bahwa setiap orang akan melatahi tingkah laku temannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri bersabda:
“Perumpamaan teman yang shalih dan teman yang jahat adalah seperti orang yang berteman dengan penjual minyak wangi dan pandai besi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Teman akan membawa pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang.
11. Kufur Nikmat dan Lupa Kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
Begitu banyak nikmat yang diterima seorang hamba, tetapi ia lupa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberinya nikmat itu. Sehingga hal itu menggiringnya kepada penyakit ujub, ia membanggakan dirinya yang sebenarnya tidak pantas untuk dibanggakan. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menceritakan kepada kita kisah Qarun;
“Qarun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. (Al-Qashash: 78)
12. Menangani Suatu Pekerjaan Sebelum Matang dalam Menguasainya dan Belum Terbina dengan Sempurna
Demi Allah, pada hari ini kita banyak mengeluhkan problematika ini, yang telah banyak menimbulkan berbagai pelanggaran. Sekarang ini banyak kita temui orang-orang yang berlagak pintar persis seperti kata pepatah ‘sudah dipetik sebelum matang’. Berapa banyak orang yang menjadi korban dalam hal ini! Dan itu termasuk perbuatan sia-sia. Yang lebih parah lagi adalah seorang yang mencuat sebagai seorang ulama padahal ia tidak memiliki ilmu sama sekali. Lalu ia berkomentar tentang banyak permasalahan, yang terkadang ia sendiri jahil tentang hal itu. Namun ironinya terkadang kita turut menyokong hal seperti ini. Yaitu dengan memperkenalkannya kepada khalayak umum. Padahal sekarang ini, masyarakat umum itu ibaratnya seperti orang yang menganggap emas seluruh yang berwarna kuning. Kadangkala mereka melihat seorang qari yang merdu bacaannya, atau seorang sastrawan yang lihai berpuisi atau yang lainnya, lalu secara membabi buta mereka mengambil segala sesuatu dari orang itu tanpa terkecuali meskipun orang itu mengelak seraya berkata: “Aku tidak tahu!”
Perlu diketahui bahwa bermain-main dengan sebuah pemikiran lebih berbahaya daripada bermain-main dengan api. Misalnya beberapa orang yang bersepakat untuk memunculkan salah satu di antara mereka menjadi tokoh yang terpandang di tengah- tengah kaumnya, kemudian mengadakan acara penobatannya dan membuat-buat gelar yang tiada terpikul oleh siapa pun. Niscaya pada suatu hari akan tersingkap kebobrokannya. Mengapa!? Sebab perbuatan seperti itu berarti bermain-main dengan pemikiran. Sepintas lalu apa yang mereka ucapkan mungkin benar, namun lambat laun masyarakat akan tahu bahwa mereka telah tertipu
13. Jahil dan Mengabaikan Hakikat Diri (Lupa Daratan)
Sekiranya seorang insan benar-benar merenungi dirinya, asal-muasal penciptaannya sampai tumbuh menjadi manusia sempurna, niscaya ia tidak akan terkena penyakit ujub. Ia pasti meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar dihindarkan dari penyakit ujub sejauh-jauhnya. Salah seorang penyair bertutur dalam sebuah syair yang ditujukan kepada orang-orang yang terbelenggu penyakit ujub:
“Hai orang yang pongah dalam keangkuhannya.
Lihatlah tempat buang airmu, sebab kotoran itu selalu hina. Sekiranya manusia merenungkan apa yang ada dalam perut mereka, niscaya tidak ada satupun orang yang akan menyombongkan dirinya, baik pemuda maupun orang tua.Apakah ada anggota tubuh yang lebih dimuliakan selain kepala?Namun demikian, lima macam kotoranlah yang keluar darinya!
Hidung beringus sementara telinga baunya tengik.
Tahi mata berselemak sementara dari mulut mengalir air liur. Hai bani Adam yang berasal dari tanah, dan bakal dilahap tanah, tahanlah dirimu (dari kesombongan), karena engkau bakal menjadi santapan kelak.
Penyair ini mengingatkan kita pada asal muasal penciptaan manusia dan keadaan diri mereka serta kesu-dahan hidup mereka. Maka apakah yang mendorong mereka berlagak sombong? Pada awalnya ia berasal dari setetes mani hina, kemudian akan menjadi bangkai yang kotor sedangkan semasa hidupnya ke sana ke mari membawa kotoran.
14. Berbangga-bangga dengan Nasab dan Keturunan
Seorang insan terkadang memandang mulia diri-nya karena darah biru yang mengalir di tubuhnya. Ia menganggap dirinya lebih utama dari si Fulan dan Fulan. Ia tidak mau mendatangi si Fulan sekalipun berkepentingan. Dan tidak mau mendengarkan ucapan si Fulan. Tidak syak lagi, ini merupakan penyebab utama datangnya penyakit ujub.
Dalam sebuah kisah pada zaman kekhalifahan Umar radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa ketika Jabalah bin Al-Aiham memeluk Islam, ia mengunjungi Baitullah Al-Haram. Sewaktu tengah melakukan thawaf, tanpa sengaja seorang Arab badui menginjak kainnya. Tatkala mengetahui seorang Arab badui telah menginjak kainnya, Jabalah langsung melayangkan tangannya memukul si Arab badui tadi hingga terluka hidungnya. Si Arab badui itu pun melapor kepada Umar radhiyallahu ‘anhu mengadukan tindakan Jabalah tadi. Umar radhiyallahu ‘anhu pun memanggil Jabalah lalu berkata kepadanya: “Engkau harus diqishash wahai Jabalah!” Jabalah membalas: “Apakah engkau menjatuhkan hukum qishash atasku? Aku ini seorang bangsawan sedangkan ia (Arab badui) orang pasaran!” Umar radhiyallahu ‘anhu menjawab: “Islam telah menyamaratakan antara kalian berdua di hadapan hukum!”
Tidakkah engkau ketahui bahwa:
Islam telah meninggikan derajat Salman seorang pemuda Parsi
Dan menghinakan kedudukan Abu Lahab karena syirik yang dilakukannya.
Ketika Jabalah tidak mendapatkan dalih untuk melepaskan diri dari hukuman, ia pun berkata: “Berikan aku waktu untuk berpikir!” Ternyata Jabalah melarikan diri pada malam hari. Diriwayatkan bahwa Jabalah ini akhirnya murtad dari agama Islam, lalu ia menyesali perbuatannya itu. Wal ‘iyadzubillah
15. Berlebih-lebihan dalam Memuliakan dan Menghormati
Barangkali inilah hikmahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang sahabat-sahabat beliau untuk berdiri menyambut beliau. Dalam sebuah hadits riwayat Abu Dawud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Barangsiapa yang suka agar orang-orang berdiri menyambutnya, maka bersiaplah dia untuk menempati tempatnya di Neraka.” (HR. At-Tirmidzi, beliau katakan: hadits ini hasan)
Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Janganlah kamu berdiri menyambut seseorang seperti yang dilakukan orang Ajam (non Arab) sesama mereka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu)
16. Lengah Terhadap Akibat yang Timbul dari Penyakit Ujub
Sekiranya seorang insan menyadari bahwa ia hanya menuai dosa dari penyakit ujub yang menjangkiti dirinya dan menyadari bahwa ujub itu adalah sebuah pelanggaran, sedikitpun ia tidak akan kuasa bersikap ujub. Apalagi jika ia merenungi sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
”Sesungguhnya seluruh orang yang sombong akan dikumpulkan pada hari Kiamat bagaikan semut yang diinjak-injak manusia.” Ada seseorang yang bertanya: “Wahai Rasulullah, bukankah seseorang itu ingin agar baju yang dikenakannya bagus, sandal yang dipakainya juga bagus?” Rasulullah menjawab: “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah, dan menyukai keindahan, hakikat sombong itu ialah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu) awal hadits berbunyi: “Tidak akan masuk Surga orang yang terdapat sebesar biji zarrah kesombongan dalam hatinya).
Bahaya ‘Ujub
Sifat ‘ujub membawa akibat buruk dan menyeret kepada kehancuran, baik bagi pelakunya maupun bagi amal perbuatannya. Diantara dampak dari sifat ‘ujub tersebut adalah :
1. Membatalkan pahala
Seseorang yang merasa ‘ujub dengan amal kebajikannya, maka pahalanya akan gugur dan amalannya akan sia-sia. Karena Alloh tidak akan menerima amalan kebajikan sedikitpun kecuali dengan ikhlas karena-Nya. Rosululloh n bersabda :
“Tiga hal yang membinasakan : Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. Thobroni).
2. Menyebabkan Murka Alloh
Nabi n bersabda, “Seseorang yang menyesali dosanya, maka ia menanti rahmat Alloh. Sedang seseorang yang merasa ‘ujub, maka ia menanti murka Alloh.” (HR. Baihaqi)
Perasaan ‘ujub menyebabkan murka Alloh, karena ‘ujub telah mengingkari karunia Alloh yang seharusnya kita syukuri.
3. Terjerumus ke dalam sikap ghurur (terperdaya) dan takabur.
Orang yang kagum pada diri sendiri akan lupa melakukan instropeksi diri. Bersamaan dengan perjalanan waktu, hal itu akan menjadi penyakit hatinya. Pada akhirnya ia terbiasa meremehkan orang lain atau merasa dirinya lebih tinggi daripada orang lain dan tidak mau menghormati orang lain. Itulah yang disebut takabur. Nabi n bersabda, ” Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat perasaan sombong meskipun hanya sebesar biji sawi. (HR. Nasa’i)
4. Gensi menerima masukan, sehingga sulit menerima taushiyyah, semakin keras hati dan keras kepala
5. Menyebabkan mengumbar nafsu dan melupaka dosa-dosa
Seseorang yang mempunyai perasaan ‘ujub akan selalu menilai dirinya baik dan tidak pernah menilai dirinya buruk dan serba kekurangan, sehingga ia selalu mengumbar keinginan hawa nafsunya dan tidak merasa kalau dirinya telah berbuat dosa. Nabi bersabda, “Andaikan kalian tidak pernah berbuat dosa sedikitpun, pasti aku khawatir kalau kalian berbuat dosa yang lebih besar, yaitu perasaan ujub.” (HR. Al Bazzar).
6. Menyebabkan orang lain membenci pelakunya.
Pada umumnya, orang tidak suka terhadap orang yang membanggakan diri, mengagumi diri sendiri dan sombong. Oleh karena itu, orang yang ‘ujub tidak akan banyak temannya, bahkan ia akan dibenci meskipun luas ilmunya dan terpandang kedudukannya. Syeikh Mustofa As Sibai berkata, “Separuh kepandaian yang disertai tawadhuk lebih disenangi oleh orang banyak dan lebih bermanfaat bagi mereka daripada kepandaian yang sempurna yang disertai kecongkakan.”
8. Menyebabkan Su’ul Khotimah dan kerugian di Akherat
Nabi n bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang suka menyebut-nyebut kembali pemberiannya, seorang yang durhaka, dan pecandu minuman keras.” (HR. Nasa’i)
Orang yang mempunyai sifat ‘ujub biasanya suka menyebut-nyebut kembali sesuatu yang sudah diberikan.
Umar a pernah berkata,”Siapapun yang mengakui dirinya berilmu, maka ia seorang yang bodoh dan siapapun yang mengaku dirinya akan masuk surga, maka ia akan masuk neraka.”
Qotadah berkata, “Barangsiapa yang diberi kelebihan harta, atau kecantikan, atau ilmu, atau pakaian, kemudian ia tidak bersikap tawadhuk, maka semua itu akan berakibat buruk baginya pada hari kiamat.”
9. Jatuh dalam jerat-jerat kesombongan
Sebab ujub merupakan pintu menuju kesombongan.
10. Dijauhkan dari pertolongan Allah
Allah Subahanahu Wata’ala berfirman:
“Orang-orang yang berjihad (untuk mencari keri-dhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (Al-Ankabut: 69)
11. Terpuruk dalam menghadapi berbagai krisis dan cobaan kehidupan.
Bila cobaan dan musibah datang menerpa, orang-orang yang terjangkiti penyakit ujub akan berteriak: ‘Oii teman-teman, carilah keselamatan masing-masing!’ Berbeda halnya dengan orang-orang yang teguh di atas perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, mereka tidak akan melanggar rambu-rambu, sebagaimana yang dituturkan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Siapakah yang mampu lari dari hari kematian?
<p>Bukankah hari kematian hari yang telah ditetapkan?</p> <p>Bila sesuatu yang belum ditetapkan, tentu aku dapat lari darinya.</p> Namun siapakah yang dapat menghindar dari takdir?
12. Dibenci dan dijauhi orang-orang
Tentu saja, seseorang akan diperlakukan sebagaimana ia memperla-kukan orang lain. Jika ia memperlakukan orang lain dengan baik, niscaya orang lain akan membalas lebih baik kepadanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Apabila kamu dihormati dengan suatu penghor-matan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa).” (An-Nisa’: 86)
Namun seseorang kerap kali meremehkan orang lain, ia menganggap orang lain tidak ada apa-apanya dibandingkan dirinya. Tentu saja tidak ada orang yang senang kepadanya. Sebagaimana kata pepatah ‘Jika engkau menyepelekan orang lain, ingatlah! Orang lain juga akan menyepelekanmu’
13.  Azab dan Pembalasan Cepat ataupun Lambat
Seorang yang terkena penyakit ujub pasti akan merasakan pembalasan atas sikapnya itu. Dalam sebuah hadits disebutkan:
“Ketika seorang lelaki berjalan dengan mengenakan pakaian yang necis, rambut tersisir rapi sehingga ia takjub pada dirinya sendiri, seketika Allah membenamkannya hingga ia terpuruk ke dasar bumi sampai hari Kiamat.” (HR. Al-Bukhari)
Hukuman ini dirasakannya di dunia akibat sifat ujub. Seandainya ia lolos dari hukuman tersebut di du-nia, yang jelas amalnya pasti terhapus. Dalilnya adalah hadits yang menceritakan tentang seorang yang bersumpah atas nama Allah bahwa si Fulan tidak akan diampuni, ternyata Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni si Fulan dan menghapus amalnya sendiri.
Dengan begitu kita harus berhati-hati dari sifat ujub ini, dan hendaknya kita memberikan nasihat kepada orang-orang yang terkena penyakit ujub ini, yaitu orang-orang yang menganggap hebat amal mereka dan menyepelekan amal orang lain. Allahu A’lam.
Cara menanggulangi Penyakit ‘ujub
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh setiap orang muslim agar dirinya terhindar dari penyakit ‘ujub, diantaranya adalah :
1. Selalu mengingat akan hakikat diri
Orang yang kagum pada diri sendiri hendaknya sadar bahwa nyawa yang ada dalam tubuhnya semata-mata anugerah Alloh l. Andaikan nyawa tersebut meninggalkan badannya, maka badan tidak ada harganya lagi sama sekali. Dia harus sadar bahwa tubuhnya pertama-tama dibuat dari tanah yang diinjak-injak manusia dan binatang, kemudian dari air mani yang hina, yang setiap orang merasa jijik melihatnya, lalu kembali lagi ke tanah dan menjadi bangkai yang berbau busuk dan setiap orang tidak suka mencium baunya.
2. Selalu sadar akan hakikat dunia dan akherat
Hendaklah seseorang selalu sadar bahwa dunia adalah tempat menanam kebahagiaan kehidupan akherat. Dia harus sadar bahwa sekalipun umurnya panjang, namun tetap akan mati, kemudian hidup di sebuah kampung abadi yaitu akherat. Kesadaran seperti ini akan mendorong seseorang untuk meluruskan akhlaknya yang bengkok, sebelum nafasnya meninggalkan jasadnya dan sebelum hilang kesempatan untuk bertaubat.
3. Selalu mengingat nikmat Alloh
Alloh l berfirman :
“Dan jika kamu menghitung nikmat Alloh, niscaya kamu tidak akan dapat menghitungnya.” (QS. Ibrohim : 34)
Dengan kesadaran seperti ini, seseorang akan merasa lemah dan merasa butuh kepada Alloh, sehingga dia akan membersihkan diri dari penyakit kagum diri dan berusaha terhindar darinya.
4. Selalu ingat tentang kematian dan kehidupan setelah mati
Kesadaran seperti ini akan mendorong seseorang meninggalkan perasaan kagum diri karena takut akan berbagai kesengsaraan hidup setelah mati.
5. Tidak berkawan dengan orang yang kagum diri
Sebaiknya, berkawanlah dengan orang-orang yang tawadhuk dan memahami status dirinya. Hal semacam itu sangat membantu seseorang untuk meninggalkan perangai buruk kagum diri.
6. Memperhatikan keadaan orang yang sedang sakit, bahkan keadaan orang yang meninggal dunia, ziarah kubur dan merenungkan keadaan ahli kubur
Cara semacam ini akan mendorong seseorang untuk meninggalkan perasaan kagum diri dan panyakit hati lainnya.
7. Selalu bermuhasabah (Introspeksi diri)
Dengan demikian, mudah dideteksi gejala awal dari segala bentuk penyakit hati, terutama penyakit kagum diri. Dengan demikian, penyakit ini akan mudah diobati.
8. Selalu memohon bantuan dari Alloh
Dengan cara berdoa dan senantiasa memohon perlindungan dari-Nya agar terhindar dari penyakit kagum diri dan tidak terjerumus ke dalamnya.
9. Penyembuhan dengan Al Qur’an
Al Qur’an sangat mujarab untuk mengobati berbagai penyakit hati, khususnya penyakit ‘ujub dan berbagai sebabnya. Karena Al Qur’an telah mengenalkan diri kita kepada Alloh, dan Al Qur’an juga telah mengenalkan diri kita kepada kita, yaitu kelemahan, kemiskinan, dan kebutuhan kepada Alloh. Maka tidaklah pantas jika seseorang mengagumi dirinya sendiri sementara dia adalah makhluk yang tak mampu berdiri sendiri. Al Qur’an juga telah mengingatkan kita akan akibat dari penyakit ‘ujub, sombong, dan bangga diri. Seperti halnya kisah Fir’aun, Qorun, dan lain sebagainya

6.     Riya atau Mempamerkan kelebihan
A. Definisi
Riya’ adalah seseorang beramal shalih dengan maksud untuk dilihat/dipuji oleh orang lain.

B. Sebab Timbulnya Riya’
Riya’ ditimbulkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
• Senang karena lezatnya pujian orang lain.
• Lari dari celaan.
• Rakus akan apa yang diperoleh/terdapat pada orang lain.

C. Sebab Bahayanya Riya’
• Lebih berbahaya dari fitnah Dajjal.
• Riya’ menjadi sebab azab di Neraka.
• Riya’ adalah cirri perbuatan orang-orang Munafiq.

D. Macam-macam Riya’
• Seorang hamba dalam beribadah menginginkan selain Allah. Dia senang orang lain tahu/melihat apa yang diperbuatnya. Dia tidak menunjukkan keikhlasan dalam beribadah kepada Allah dan ini termasuk jenis nifaq.
• Seorang hamba beribadah dengan tujuan dan keinginannya ikhlas karena Allah, namun ketika manusia melihat ibadahnya maka ia bertambah giat dalam beribadah serta membaguskan ibadahnya. Ini termasuk perbuatan syirik tersembunyi.
• Seorang hamba beribadah pada awalnya ikhlas karena Allah dan sampai selesai keadaannya masih demikian, namun pada akhir ibadahnya dipuji oleh manusia dan ia merasa bangga dengan pujian manusia tersebut serta ia mendapatkan apa yang diinginkannya (dunia, missal: dengan memperoleh kedudukan di masyarakat dll).
• Riya’ badaniyah, yaitu perbuatan riya’ dengan menampakkan badan/jasadnya kurus karena banyaknya ibadah sehingga ia disebut sebagai orang ABID (Ahli Ibadah).
• Riya’ dari sisi penampilan atau model. Seperti orang yang berpenampilan compang-camping agar ia dilihat seperti orang yang berlaku/berbuat zuhud 1).
• Riya’ pada ucapan, misal orang yang memberat-beratkan suaranya.
• Riya’ dengan amalan.
• Riya’ dengan teman dan orang-orang yang mengunjunginya. Misal: Teman-teman/orang-orang yang mengunjunginya adalah para ustadz/ulama, maka ia menjadi bangga dan mengharap pujian dari hal tersebut.
• Riya’ dengan mencela dirinya dihadapan manusia.
• Seorang beramal dengan amal ketaatan dan tidak seorangpun mengetahuinya, ia tidak ingin tenar. Akan tetapi jika ia dilihat manusia, ia menginginkan diawali/dihormati dengan pengucapan salam.
• Menjadikan perbuatan ikhlasnya itu sebagai wasilah terhadap apa yang dia inginkan.

E. Solusi Agar Terhindar Dari Riya’
Diantara solusi agar kita terhindar dari perbuatan riya’ adalah sbb:
• Mengetahui jenis-jenis amalan yang diperuntukkan untuk dunia dan mengetahui jenis-jenis riya’ serta factor-faktor pendorong perbuatan riya’
• Mengetahui keagungan Allah Azza wa Jalla.
• Mengenal/mengetahui apa yang telah Allah persiapkan untuk akhir kehidupan.
• Takut dari beramal untuk kepentingan dunia.
7.     Suma’ atau Cari-cari nama atau kemashuran
8.     Bukhul atau Kikir
Kikir dalam bahasa Arab disebut sebagai bakhil dan menurut istilah berarti sifat seseorang yang amat tercela dan hina, tidak hendak mengeluarkan harta yang wajib di keluarkan baik dalam ketentuan agama seperti zakat, nafkah keluarga atau menurut ketentuan perikemanusiaan seperti sedekah, infak, dan hadiah (Aip Hanifatu Rahman, 2009:-).  Imam Ibnu Jauzi dalam kitabnya at-thibbu ar-ruhi mendefinisikan kikir sebagai sifat enggab menunaikan kewajiban, baik harta benda ajau jasa (Joko Harismoyo, 2013).

Larangan berbuat kikir
Dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 29
“dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan pula engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu akan menjadi tercela dan menyesal”. Maksud dari ayat ini adalah mengingatkan kita agar tidak terlalu kikir dan jangan pula terlalu pemurah.
Dalam tulisan milik Aip Hanifatu Rahman, 2009:- perbuatan kikir disebabkan oleh beberapa faktor:
1. Karena hartanya merasa milik sendiri
2. Karena takut harta mereka berkurang. Hal ini sebagai mana tercantum dalam firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 268
“setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui”
3. Tidak punya rasa kasih sayang
4. Merasa drinya lebih dari orang lain.
Bahayanya kikir
Bahaya dari sifat kikir tercantum dalam beberapa surat dalam Al-Qur’an seperti di bawah ini
Surat Ali-Imran ayat 180
“dan janganlah sekali-kali orang-orang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada  mereka dari Karunia-Nya, mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) padahari kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Naauzubillah mindzalik, betapa buruknya sifat kikir ini. Dalalam surat itu telah dijelaskan bahwa apa yang ada di langit dan di bumi merupakan milik Allah semata. Allah SWt yang Mahakaya, Mahakuasa atau apa yang ada di langit dan di bumi adalah yang Maha Pemberi yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada setiap makhluknya. Rasanya sangat tidak antas jika kita sebagai manusia yang lemah dan hina ini mempunyai sifat yang buruk ini. Sangat tidak pantas.
Dalam Al-Qur’an Surat Al-Lail ayat 8-11
“dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah), serta mendustakan (pahala)yang terbaik, maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan).
Surat ini telah jelas ancaman bagi orang-orang yang kikir bahwa mereka akan dimudahkan jalan kesukaran baginya. Astaghfirullah jauhkanlah sifat buruk ini ya Allah
Tujuh kerugian orang bakhil (kikir)
Abu Bakar’Ashidiq RA.berkata: “orang yang bakhil atau kikir tidak bisa lepas dari salah satu tujuh perkata berikut:
  1. Ketika ia mati, hatnyanya akan diwarisi oleh orang yang akan menghabiskan dan membelajnjakannya untuk sesuatu yang tidak diperintahkan Allah
  2. Allah akan membangkitkan penguasa zhalim yang akan merenggut seluruh hartanya setelah menyiksanya terlebih dahulu
  3. Allah menggerakkan dirinya untuk menghabiskan harta bendanya
  4. Muncul ide padadirinya mendirikan bangunan di tempat yang rawan bencana, sehingga bangunan berikut semua harta yang disimpan di dalamnya lalu ludes
  5. Dia ditimpa musibah yang dapat menhabiskan hartanya, seperti tenggelam, etrbakar, mengalami pencurian dan sebagainya
  6. Dia tertimpa penyakit kronis sehingga hartanya habis untuk berobat
  7. Dia menyimpan hartanya di sebuah tempat,kemudian ia lupa tempat itu,sehingganya hartanya hilang.”
Rasulullah SAW bersabda:”hati-hatilah dari sifat kikir kerana sesungguhnya ia telah menghancurkan umat-umat sebelum kalian.” (H.R.muslim)
Hadist lain yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi
“tidak akan masuk surga orang-orang yang menipu,bakhil (kikir) dan orang-orang yang buruk mengurus miliknya.”
Riwayat lain yang juga diriwayatkan oleh At-Tirmidzi
“dan orang-orang yang bakhil (kikir) itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat pada neraka”
Rasulullah SAW bersabda “ tidak ada penyakit (hati) yang lebih berbahaya dari sifat kikir”. (cari sumbernya)
Imam Ali bin Abi Thalib (ra) berkata: jadilah orang yang dermawan tapi jangan jadi pemboros. jadilah orang yang hidup hemat,tapi jangan jadi orang yang kikir.(Al-Mukhtarah min Hikam Amiril Mukminin sa: 14 dalam akun instagram bertahajudlah)
Cara Menghindari Sifat Kikir
Dikutip dari tulisan Aip Hanifatu Rahman, 2009:- dan Joko Harismoyo, 2013 ada beberapa cara menanggulangi sikap buruk ini antara lain:
1. Keyakinan bahwa segala sesuatu milik Allah semata.ini seperti surat Ali-Imran ayat 180.
2. Banyak bersyukur atas nikmat yang Allah berikan
3. Motivasi untuk bersedekah seperti dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 261
“perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratur biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas Maha mengetahui.
4. Senantiasa merenungi bahwa mereka yang tidak mampu merupakan saudara kita
Doa Terhindar dari Kikir
Saya mendapatkan beberapa doa yang dapat kita panjatkan agarterhindar dari sikapkikir diantaranya dikutip dari Pusat Kajian Hadis (-). Dari Sa’ad Ibn Abu Waqqash ra. Bahwasanya Rasulullah SAW, itu berta’awudz setiap selesai shalat dengan kalimat-kalimat ini (yang artinya):
“ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, dan aku berlindung kepada-MU dari dikembalikkannya aku ke masa usia yang sangat lemah, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia, dan aku berlndung kepada-Mu dari fitnah alam kubur. (HR Al-Bukhari)
Dikutip dari tulisan Muhammad Abduh Tuasikal, 2012 ada sebuah doa yang berisipermintaan agar kita terhindar dari kikir yang diambil dari buku Ad Du’aa’ min Al Kitab wa As Sunnah yang disusun oleh Syaikh Dr. Sa’id bin Wahf Al Qathani hafidzahullah. doa tersebut adalah Allahumma qinii syuhha nafsii,waj’alnii minal muflihiin “Ya Allah, hilangkanlah dariku sifat pelit (lagi tamak), dan jadikanlah aku orang-orang yang beruntung”.
Doa ini diambil dari firman Allah SWT dalam surat At-Tagabun ayat 16
…… Dan barang siapa dijaga dirinya dari kekkikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Demikian yang dapat saya tulis, yuk belajar berbagi jangan jadi orang yang pelit/kikir/bakhil. Jangan tunggu banyak baru kita mau berbagi, berbagilah meskipun hanya sedikit dan juga ikhlas. Karena dengan berbagi hati kita akan menjadi bahagia dan berbagi itu tidak akan mengurangi apapun. Sejatinya apa-apa yang ada pada diri kita semuanya hanya MilikNya semata. Allah saja yang Maha Kaya itu Maha Pemberi, masa kita malah jadi makhluk yang enggan berbagi. yuk yuk yuk biasakan berbagi dengan sesama makhluk

  1. Hubbul mal atau Cinta kebendaan
  2. Tafahur atau Membanggakan diri
  3. Ghadab atau Pemarah
Ghadab (pemarah) artinya sifat seseorang yang mudah marah. Setiap melihat atau menghadapi persoalan kehidupan yang tidak disukai sekecil apapun langsung marah. Setiap orang memang dikarunia oleh Allah SWT gejala emosional seperti senang, susah, geli, dan marah. Dengan demikian pada dasarnya setiap orang bisa marah, namun karena marah dapat menimbulkan berbagai akibat negatif, maka Allah SWT dan Rasul-Nya memerintahkan agar kita dapat menahan marah tersebut. Disamping kita diperintahkan untuk menahan marah, kita juga dilarang memancing kemarahan orang lain.

2.      Dalil Naqli

Artinya : “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” ( QS Ali Imran : 37)


Artiya : “Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya: Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: Kekuatan itu tidak dibuktikan dengan kemenangan dalam bergulat. Tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika sedang marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3.      Akibat Negatif Ghadhab
a.       Keputusan dan tindakan orang marah cenderung menambah masalah.
b.      Pemarah menimbulkan kerusakan.
c.       Pemarah dapat merusak hubungan baik antarmanusia
d.      Dapat terjauhkan dari ampunan dan surga Allah

4.      Contoh Perilaku Ghadhab
a)      Pak guru marah pada saat diberitahu bahwa tulisan dan jawaban beliau ada yang salah.
b)      Seorang teman mudah marah ketika diberitahu bahwa perilakunya telah menunjukkan kesalahan di depan umum.
c)      Kakak memarahi adiknya ketika bajunya ditumpahi minuman yang akan disuguhkan kepadanya.

5.      Cara Menghindari Ghadhab
1). Apabila seorang yang sedang marah itu dalam keadaan sedang berdiri, maka berusaha duduk. Dan apabila kemarahan itu dilakukan ketika sedang duduk, maka berusaha tiduran atau berbaring sambil membaca istighfar. Karena kemarahan itu bagaikan bara api yang hanya dapat dipadamkan dengan air. Sikap duduk dari berdiri dan berbaring dari duduk adalah bagian dari airnya berperilaku.
2). Apabila sedang marah, maka berwudulah. Karena berwudu dengan air yang suci dan mensucikan, akan mampu mensucikan semua tindakan yang kurang suci, seperti kemarahan.
3). Membaca ta’awudz (memohon perlindungan Allah dari godaan syaitan yang selalu membangkitkan amarah.

12.                        Qhibah atau Pengupat

Ghibah (mengumpat) adalah salah satu perbuatan yang tercela dan memiliki kesan negatif yang cukup besar. Ghibah dapat mencerai-beraikan ikatan kasih sayang dan ukhuwah sesama manusia. Seseorang yang berbuat ghibah bererti dia telah menebarkan kedengkian dan kejahatan dalam masyarakat. Walaupun telah jelas besarnya bahaya ghibah, tapi masih banyak saja orang yang melakukannya dan menganggap remeh bahaya ghibah (mengum-pat/menggunjing).
Akan tetapi ternyata ada beberapa hal yang mengakibatkan seseorang diperbolehkan untuk mengumpat/menggunjing. Namun sebelum mengetahui kriteria masalah apa saja yang membolehkan seseorang untuk melakukan ghibah, ada baiknya kita mengetahui dahulu apa itu ghibah.

Definisi Ghibah
Definisi ghibah dapat kita lihat dalam hadits Rasulullah e berikut ini:
“Ghibah ialah engkau menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang ia benci.” Si penanya kembali bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah pendapatmu bila apa yang diceritakan itu benar ada padanya ?” Rasulullah e menjawab, “kalau memang benar ada padanya, itu ghibah namanya. Jika tidak benar, bererti engkau telah berbuat buhtan (mengada-ada).” (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad).
Berdasarkan hadits di atas telah jelas bahawa definisi ghibah iaitu menceritakan tentang diri saudara kita sesuatu yang ia benci meskipun hal itu benar. Ini bererti kita menceritakan dan menyebarluaskan keburukan dan aib saudara kita kepada orang lain. Allah sangat membenci perbuatan ini dan mengibaratkan pelaku ghibah seperti seseorang yang memakan bangkai saudaranya sendiri. Allah S.w.t berfirman:
” Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)
.
Bentuk-bentuk Ghibah yang Diperbolehkan.
Imam Nawawi dalam kitab Syarah Shahih Muslim dan Riyadhu As-Shalihin, menyatakan bahawa ghibah hanya diperbolehkan untuk tujuan syara’ iaitu yang disebabkan oleh enam hal, iaitu:
1. Orang yang mazhlum (teraniaya) boleh menceritakan dan mengadukan kezaliman orang yang menzhaliminya kepada seorang penguasa atau hakim atau kepada orang yang berwenang memutuskan suatu perkara dalam rangka menuntut haknya.
Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 148:
“Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nisa’ : 148).
Ayat ini menjelaskan bahawa orang yang teraniaya boleh menceritakan keburukan perbuatan orang yang menzhaliminya kepada khalayak ramai. Bahkan jika ia menceritakannya kepada seseorang yang mempunyai kekuasaan, kekuatan, dan wewenang untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, seperti seorang pemimpin atau hakim, dengan tujuan mengharapkan bantuan atau keadilan, maka sudah jelas boleh hukumnya.
Tetapi walaupun kita boleh mengghibah orang yang menzhalimi kita, pemberian maaf atau menyembunyikan suatu keburukan adalah lebih baik. Hal ini ditegaskan pada ayat berikutnya, iaitu Surat An-Nisa ayat 149:
“Jika kamu menyatakan kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.” (QS. An-Nisa: 149)
2. Meminta bantuan untuk menyingkirkan kemungkaran dan agar orang yang berbuat maksiat kembali ke jalan yang benar. Pembolehan ini dalam rangka isti’anah (minta tolong) untuk mencegah kemungkaran dan mengembalikan orang yang bermaksiat ke jalan yang hak. Selain itu ini juga merupakan kewajiban manusia untuk ber-amar ma’ruf nahi munkar. Setiap muslim harus saling bahu membahu menegakkan kebenaran dan meluruskan jalan orang-orang yang menyimpang dari hukum-hukum Allah, hingga nyata garis perbedaan antara yang haq dan yang bathil.
3. Istifta’ (meminta fatwa) akan sesuatu hal.
Walaupun kita diperbolehkan menceritakan keburukan seseorang untuk meminta fatwa, untuk lebih berhati-hati, ada baiknya kita hanya menyebutkan keburukan orang lain sesuai yang ingin kita adukan, tidak lebih.
4. Memperingatkan kaum muslimin dari beberapa kejahatan seperti:
a. Apabila ada perawi, saksi, atau pengarang yang cacat sifat atau kelakuannya, menurut ijma’ ulama kita boleh bahkan wajib memberitahukannya kepada kaum muslimin. Hal ini dilakukan untuk memelihara kebersihan syariat. Ghibah dengan tujuan seperti ini jelas diperbolehkan, bahkan diwajibkan untuk menjaga kesucian hadits. Apalagi hadits merupakan sumber hukum kedua bagi kaum muslimin setelah Al-Qur’an.
b. Apabila kita melihat seseorang membeli barang yang cacat atau membeli budak (untuk masa sekarang bisa dianalogikan dengan mencari seorang pembantu rumah tangga) yang pencuri, peminum, dan sejenisnya, sedangkan si pembelinya tidak mengetahui. Ini dilakukan untuk memberi nasihat atau mencegah kejahatan terhadap saudara kita, bukan untuk menyakiti salah satu pihak.
c. Apabila kita melihat seorang penuntut ilmu agama belajar kepada seseorang yang fasik atau ahli bid’ah dan kita khawatir terhadap bahaya yang akan menimpanya. Maka kita wajib menasihati dengan cara menjelaskan sifat dan keadaan guru tersebut dengan tujuan untuk kebaikan semata.
5. Menceritakan kepada khalayak tentang seseorang yang berbuat fasik atau bid’ah seperti, minum-minuman keras, menyita harta orang secara paksa, memungut pajak liar atau perkara-perkara bathil lainnya. Ketika menceritakan keburukan itu kita tidak boleh menambah-nambahinya dan sepanjang niat kita dalam melakukan hal itu hanya untuk kebaikan.
6. Bila seseorang telah dikenal dengan julukan si pincang, si pendek, si bisu, si buta, atau sebagainya, maka kita boleh memanggilnya dengan julukan di atas agar orang lain langsung mengerti.
Tetapi jika tujuannya untuk menghina, maka haram hukumnya. Jika ia mempunyai nama lain yang lebih baik, maka lebih baik memanggilnya dengan nama lain tersebut. Wallahu a’lam bishshawab

13.  Namimah atau Bicara ngelantur dibelakang orang
14.                        Kijib atau Dusta
Kadzib (dusta) adalah lawan dari shidiq (jujur). Kalau shidiq diartikan kesesuaian antara ucapan dengan hati nurani dan kenyataan  yang diucapkan secara terpadu, maka kadzib atau dusta ketidak sesuaian antara ucapan dengan hati nurani dan kenyataan yang diucapkan secara terpadu. Ada yang mengartikan dusta dengan ketidak sesuaian ucapan dengan kenyataan yang diucapkan. Ini kurang tepat karena orang-orang munafik dikatakan dusta padahal apa yang mereka katakan bahwa Muhammad itu Rasulullah adalah benar. Mereka dikatakan dusta karena apa yang mereka ucapkan tidak sesuai dengan hati nurani mereka. Allah swt berfirman :  إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.  (QS. Al-Munafiqun : 1)

B.    Tercelanya kadzib (dusta)  
1.    Termasuk sifat orang-orang kafir dan munafik. إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ Firman Alah : Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. (QS.an-Nahl : 105).  Baca juga QS. Al-Munafiqun : 1)
 2.    Merupakan sifat dasar segala sifat tercela. Sabda Rasululah saw. : عَن ابْنِ مَسْعُودٍ رضي اللَّه عنه عن النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « إِنَّ الصَّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الجَنَّةِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ ليصْدُقُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقاً ، وإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفجُورِ وَإِنَّ الفجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّاباً » متفقٌ عليه .  Dari Ibnu Mas'ud r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya shidiq akan menentukan kepada perbutan birr (kebaikan), dan sesungguhnya kebaikan akan menuntun  ke surga.  Seseorang itu sungguh melakukan kebanaran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang ahli melakukan kebenaran. Dan sesungguhnya berdusta itu menuntun kepada penyimpangan dan sesungguhnya penyimpangan itu  menjerumuskan  kepada neraka. Seseorang sungguh  berdusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang ahli berdusta." (Muttafaq 'alaih)
 3.    Allah menghukum sesat orang-orang yang dusta. Firman Allah : إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ  “Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar...”. (QS. Az-Zumar : 3)  4.    Allah mengancam orang-orang yang dusta dengan siksa yang pedih pada hari kiamat. Firman Allah : وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ تَرَى الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى اللَّهِ وُجُوهُهُمْ مُسْوَدَّةٌ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْمُتَكَبِّرِينَ  “Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahanam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri? “ (QS. Az-Zumar : 60)

 C.    Macam-macam kadzib 
 1.    Khianat Firman Allah :  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”  (QS. Al-Anfal : 27)  2.    Melanggarjanji Sabda Rasulullah saw. : آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ   “Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu bila berbicara dusta, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat”. (HR. Muslim)
 3.    Kesaksian palsu  عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ قَال كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ أَوْ قَوْلُ الزُّورِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَ  Dari Abdur Rahman bin Abu Bakrah, dari bapaknya ra, ia berkata : Kami berada di sisi Rasulullah saw, lalu beliau  bersabda: "Tidakkah engkau semua suka saya beritahukan perihal sebesar-besarnya dosa besar?" Beliau menyabdakan ini sampai tiga kali. Yaitu :  "Menyekutukan Allah, durhaka  kepada kedua orangtua, dan kesaksian palsu atauperkataan palsu." Semula beliau saw. bersandar lalu duduk kemudian beliau mengulang-ulangnya sampai kami berkata : Mudah-mudahan beliau diam.  (Muttafaq 'alaih)  4.    Mengadu domba Firman Allah :  وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَهِينٍ (10) هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ (11) مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ (12) عُتُلٍّ بَعْدَ ذَلِكَ زَنِيمٍ (13) 10. dan janganlah kamu ikuti Setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, 11. yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, 12. yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, 13. yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya, (QS. Al-Qalam:10-13)
 5.    Buhtan (berita bohong) Firman Allah :  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. “. (QS. Al-Hujurat : 6)

D.    Dispensasi kadizib  
1.    Dusta dalam peperangan
2.    Mendamaikan dua orang yang berselisih
3.    Seorang suami menyenangkan isteinya atau sebaliknya.
Dalam Hadits : عَنْ أُمَّ كُلْثُومٍ بِنْتَ عُقْبَةَ أَنَّهَا سَمِعَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَيْسَ الْكَذَّابُ الَّذِي يُصْلِحُ بَيْنَ النَّاسِ فَيَنْمِي خَيْرًا أَوْ يَقُولُ خَيْرًاوَقَالَتْ لَمْ أَسْمَعْهُ يُرَخِّصُ فِي شَيْءٍ مِمَّا يَقُولُ النَّاسُ إِلَّا فِي ثَلَاثٍ فِي الْحَرْبِ وَالْإِصْلَاحِ بَيْنَ النَّاسِ وَحَدِيثِ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ وَحَدِيثِ الْمَرْأَةِ زَوْجَهَا  Dari Ummu Kultsum binti Uqbah ra, ia mendengar Rasulullah saw bersabda : “Tidak termasuk pendusta orang yang mendamaikan orang-orang,  lalu ia menceritakan perkataan yang baik, atau mengatakan yang baik. Ummu Kultsum berkata : Saya tidak pernah mendengar Rasulullah saw memberikan dispensasi pada perkataan manusia kecuali dalam tiga hal : peperangan, mendamaikan manusia, pembicaraan seorang laki-laki terhadap isterinya dan pembicaraan seorang perempuan terhadapmsuaminya. (HR. Muslim)
15.                        Khianat atau Munafik
Pengertian nifak atau munafik adalah merupakan lawan kata “terus terang” atau “ terang-terangan”. Dengan kata lain, nifak berarti “menampakkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang terkandung di dalam hati”. Nifak ini mempunyai dua bagian : (1) bertalian dengan masalah akidah, dan masalah ini yang paling membahayakan. (2) bertalian dengan perkataan atau perbuatan, dan untuk masalah kedua ini lebih ringan dosanya dibanding yang pertama. 

Al-Qur’an sering sekali membicarakan masalah nifak yang bertalian dengan akidah, atau seseorang menampakkan iman, tetapi di dalam hatinya sebenarnya kufur (mengingkari). Allah telah berfirman : “Di antara manusia ada yang mengatakan : “Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri mereka sendiri, sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Dan bila dikatakan kepada mereka : ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di bumi’, mereka menjawab : ‘sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan’. Ingatlah , sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar”. (Q.S. 2 : 8-12) 

Ciri-ciri khusus orang-orang munafik telah dijelaskan oleh Allah sebagai kaum yang suka menimbulkan kerusakan dan gemar melakukan kejahatan, serta suka membuat malapetaka. Kaum munafik adalah sumber segala bahaya yang sering mengancam berbagai bangsa di kawasan negara. Sebab utamanya adalah karena mereka berpura-pura bersikap baik terhadap musuh, tetapi di dalam hati mereka sedang mencari kelemahan lawan. Dan yang menjadi tujuan utamanya adalah mencari keuntungan bagi mereka sendiri, walaupun kelakuan itu harus mengorbankan bangsanya. 

Allah telah memperingatkan kepada kita agar bersikap waspada dan mawas diri menghadapi orang-orang munafik, yang tersebut di dalam salah satu surat : “Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat balasan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnnya semua kekuatan kepunyaan Allah”. (Q.S. 4 : 135-139). 

Orang-orang munafik dapat digolongkan sebagai pengkhianat. Sebab, sangat banyak bangsa-bangsa yang dirugikan oleh sikap mereka yang khianat. Karenanya, sangat wajar bila mereka mendapat hukuman dan tindakan keras. Di dalam istilah sekarang, mereka sering disebut sebagai “barisan kelima”. 

Allah swt. telah memberikan ancaman kepada mereka dengan siksaan yang sangat pedih di hari kiamat kelak : “Allah telah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka bagi mereka; dan Allah melaknati mereka; dan bagi mereka adzab yang kekal”. (Q.S. 9 : 68). 

Di dalam ayat lain Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan paling bawah dari neraka”. (Q.S. 4 : 145). 

Sikap nifak juga mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan rendah atau a-moral, seperti riya’, menipu, khianat, bohong dan lain sebagainya. Semua itu adalah perbuatan yang merusak ketahanan suatu bangsa yang dapat meruntuhkan eksistensinya. 

Di antara sifat-sifat kaum munafik yang disebutkan Al-Qur’an adalah : “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara demikian (iman dan kafir); tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang yang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir)”. (Q.S. 4 : 142-143). 

Orang-orang munafik, baik laki-laki maupun perempuan adalah sama. Mereka selalu berbuat jelek dan berpaling dari perbuatan yang baik. Mereka selalu menganjurkan perbuatan yang mungkar dan kikir, tidak pernah mau membelanjakan hartanya untuk jalan kebaikan. Mereka berpaling dari Allah, karenanya Allah pun berpaling dari mereka. Dan selamanya mereka takkan mendapat hidayah dari Allah swt. lantaran keingkaran mereka. 

Demikianlah sekedar penjelasan mengenai nifak yang berhubungan dengan akidah. Adapun nifak yang berpautan dengan perkataan dan perbuatan yang bercorak ragam, Islam juga memberikan kecaman lantaran dapat menimbulkan akibat-akibat negatif terhadap kehidupan individu dan masyarakat. 

Perbuatan nifak ini adalah termasuk penyakit yang kotor di dalam kehidupan sosial. Sebagai dampaknya, maka akan lahir sikap saling tidak percaya di antara anggota masyarakat. Demikian pula akan menghilangkan perasaan gotong royong. Apabila perasaan saling percaya telah hilang, maka tolong menolong pun akan lenyap pula. Hal ini dapat mengakibatkan macetnya roda kegiatan masyarakat, dan kemajuan juga terhambat karena anggota masyarakat dilanda kelemahan, keguncangan dan kekacauan. 

Dalam hal ini Rasulullah mengingatkan kepada kita agar menjauhi perbuatan nifak, yang bertalian dengan perbuatan : 

تَجِدُوْنَ شَرَّالنَّاسِِ ذَاالْوَجْهَيْنِ: الَّذِيْ يَأْتِيْ هَؤُ لاَءٍ بِوَجْهٍ، ويَأْتِيْ هَؤُ لاَءٍ بِوَجْهٍ (رواه البحاري

 “Kamu akan menjumpai orang yang paling jahat, yaitu orang yang mempunyai dua muka; ia datang kepada suatu kaum dengan satu muka, dan datang kepada kaum lainnya dengan muka yang lain pula” (Hadits riwayat Bukhari). 

Di dalam sabdanya yang lain, Rasulullah juga menerangkan ciri khusus nifak secara garis besar : 

اَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَا فِقاً خَا لِصًا، وَمَنْ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: اِذَا ائْتُمِنَ خَانَ. وَاِذَا حَدَّثَ كَذَبَ،وَاِذَا عَاهَدَغَدَرَ، وَاِذَا خَاصَمَ فَجَرَ. (رواه البحاري

“Ada empat sifat, siapa saja yang memiliki sifat-sifat itu berarti munafik. Dan siapa saja yang mempunyai salah satu di antara empat sifat tersebut, berarti mempunyai sifat nifak sampai ia mau meninggalkannya. Sifat-sifat tersebut ialah : (1) Apabila dipercaya berkhianat; (2) Apabila berbicara bohong; (3) Apabila berjanji mengingkari janjinya; (4) Apabila berselisih selalu curang” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim). 

Hadits tersebut, menurut segolongan ulama sangat sulit dianalisa maknanya. Sebab, sifat-sifat yang dituturkan Rasulullah ternyata juga ada dikalangan umat Islam yang beriman kepada Allah. Akhirnya para ulama’ sepakat pada suatu kesimpulan bahwa siapa saja yang lisan dan hatinya beriman kepada Allah kemudian melakukan hal-hal tersebut, maka ia tidak dihukum sebagai orang kafir atau munafik, dan tidak selamanya sebagai penghuni neraka. 

Sebagian ulama’ mengatakan : “Semua sifat-sifat tersebut memang merupakan ciri-ciri khusus kelakuan orang-orang munafik. Apabila ternyata pelakunya seorang mukmin, maka ia dihukum sebagai munafik, atau jelasnya meniru kelakuan orang-orang munafik. Jadi, yang dimaksud nifak bagi orang beriman di sini bukan berarti memendam sikap kufur dan menampakkan sikap Islam tetapi nifak di sini hanya bertalian dengan masalah amaliah, dan tidak bertalian dengan masalah akidah. Sedang nifak yang bertalian dengan akidah hal tersebut sudah jelas akan menjerumuskan pelakunya ke dalam pengertian hadits ini. 

Barangkali, yang dimaksud dengan hadits ini ialah, bahwa sifat berbohong, khianat dan merusak janji adalah kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang munafik. Mereka menganggap perbuatan ini sebagai hikmah dan kebijaksanaan, yang karenanya mereka menghiasi diri dengan sifat-sifat tersebut dan mengutamakannya. Dan mereka menjadi kaum kafir lantaran menghalalkan apa yang telah di haramkan Allah swt. Kemudian mereka menutupi kekafirannya dengan berlaku nifak. Mengingat keadaan mereka sangat membahayakan kaum muslimin, maka umat Islam diperintah menjauhi orang-orang munafik atau orang yang meniru perbuatan orang munafik. 

Allah telah membuat suatu perumpamaan di dalam Al-Qur’an mengenai sikap seorang munafik dengan seseorang yang telah berjanji dengan Allah untuk mengeluarkan zakat apabila ia kaya. Tetapi setelah Allah memberinya kekayaan, ia tidak mau membayar zakatnya dan membangkang kepada Allah swt. Akhirnya ia tergelincir menjadi orang munafik, dan kini menjadi orang yang merugi. 

Terdapat suatu hadits yang menceritakan seseorang bernama Tsa’ labah ibnu Hatib, ia datang kepada Rasulullah saw, untuk minta tolong : “Mintakanlah kepada Allah agar memberi kami rezki yang banyak” Nabi saw menjawab : “Celakalah kau hai Tsa’ labah, bukannya rezki sedikit yang kau syukuri lebih baik daripada rezki banyak tetapi engkau tak mensyukurinya?” Tsa’ labah tidak putus asa, dan segera kembali kepada Rasulullah saw. untuk keperluan yang sama. Rasulullah menjawab : “Apakah engkau tidak rela diberi rezki seadanya seperti halnya aku?” Demi dzat yang nyawaku berada di dalam genggaman-Nya, seandainya aku menginginkan gunung-gunung menjadi emas dan perak, maka permintaan tersebut akan terpenuhi”. Lalu Tsa’ labah berkata kepada beliau : “Demi dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, seandainya anda mendoakan kepada Allah kemudian Allah memberikan rezki yang banyak kepadaku, niscaya akan aku penuhi kewajiban kepada yang berhak”. Mendengar perkataan Tsa’ labah, Rasulullah mengangkat tangannya, dan berdo’a : “Ya Allah berilah Tsa’ labah rezki harta benda”. Kemudian Tsa’ labah membeli seekor domba, yang dari seekor domba ini berkembang baik menjadi domba yang sangat banyak. Lama kelamaan, kota madinah tidak cukup lagi menampung kekayaan Tsa’ labah, terpaksa ia tinggal di sebuah lembah dekat kota madinah. Sekarang, ia hanya melakukan shalat jamaah ketika shalat jum’at. Dan setelah peternakannya sangat besar, maka ia meninggalkan seluruh jamaah shalat. Rasulullah merasa kehilangan, kemudian ditanyakan kabar beritanya. Kemudian oleh para sahabat, masalah Tsa’ labah diceritakan. Setelah mendengar cerita Tsa’ labah, Rasulullah bersabda : “Celakalah Tsa’ labah”, - kata-kata ini diulangi sampai tiga kali. 

Kemudian turunlah ayat : “Ambillah zakat dari sebagain harta mereka.....” (Q.S. 9 : 103). 

Dengan turunnya ayat yang mewajibkan zakat ini, maka Rasulullah mengutus dua orang sahabat untuk mengumpulkan zakat. Rasul berpesan : “Mintalah zakat kepada Tsa’ labah dan seorang dari Bani Salim”. Lalu kedua orang utusan tersebut mendatangi rumah Tsa’ labah untuk minta mengeluarkan zakat, sambil menyerahkan surat dari Nabi saw. Tsa’ labah menjawab : “ Apa arti semuanya ini, bukankah sama saja dengan jizyah? Tidak lain, ini adalah saudara (semakna) dengan jizyah, saya tidak mengerti apa maksutnya? Sekarang, selesaikan tugas kalian, lalu datang kepadaku lagi”. Kedua utusan tersebut segera bergegas dari rumah Tsa’ labah, langsung menuju Bani Salim. Dan seorang yang disebut Bani Salim tersebut memberikan untanya yang terbaik sebagai zakat. Kemudian mereka berdua kembali menemui Tsa’ labah, yang kemudian dijawab olehnya : “”Perlihatkan surat itu kepadaku”, maka ia segera membacanya, kemudian mengeluarkan kata-kata: “Ini semakna dengan jizyah, kembalilah kalian berdua, sebab saya akan berpikir lebih dahulu”. Kedua utusan tersebut kembali kepada Nabi, dan menceritakan semua dialog dengan Tsa’ labah. 

Setelah itu turunlah ayat : “Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah : ‘Sesungguhnnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh. 

Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri kepada Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta”. (Q.S. 9 : 75-77). 

Itulah sikap Islam terhadap kaum munafik yang ibarat parasit menggerogoti tubuh masyarakat Islam dari dalam, sehingga banyak menimbulkan penyakit. 

Sifat nifak ini sangat populer di jaman sekarang, dan lebih populer lagi adalah perlombaan dan persaingan hawa nafsu mencari keuntungan materi dengan cara apapun. Sekarang, saling menipu di antara kawan sudah menjadi kebiasaan, dan sikap nifak semakin subur. Sudah tak aneh lagi apabila seorang berjanji atau berhutang, tatapi tidak membayarnya. Pada lahirnya, mereka menampakkan sikap baik dan jujur, tetapi hatinya dipenuhi rasa iri dan dengki. 

Sastu-satunya penyelesaian menghadapi orang-orang yang berkarakter nifak, ialah mengisolir mereka dari masyarakat Islam. Di samping itu, umat Islam harus tidak bersahabat dan bersikap oposisi hingga mereka mau menyadari dan meninggalkan sifat-sifat yang tercela itu.

16.                        Dan sebagainya
Istana Iblis Dimana?
Subhanallah…Istananya adalah diri peribadi seorang manusia.

Lantas Masuk Iblis Melalui Apa?

Melalui mata mereka merasuk, melalui telinga mereka menusuk, melalui hidung mereka berjalan, melalui mulut mereka berkendaraan dengan kencangnya. Dan seterusnya segala lubang ditubuh seseorang jadi sarana masuknya iblis keistana.
  • Mulut jalan masuk memakai kendaraan dusta dan qhibah
  • Mata jalan masuk memakai kendaraan melihat yang haram
  • Telinga jalan masuk kendaraan biasa mendengar cerita kosong
  • Hidung jalan masuk kendaraan biasa menimbulkan rasa benci
  • Tangan jalan masuk kendaraan merusak
  • Kaki jalan masuk kendaraan biasa berjalan berbuat maksiat
  • Perut jalan masuk biasa diisi makanan haram
  • Kemaluan dan dubur jalan masuk syahwat juga berjina
Apabila iblis  sudah bersemayam didiri seseorang maka celakalah…!!! Mereka akan berkuasa terhadap segala tingkah laku seseorang sebagai Pilot.

Begitu Pentingkah Makam Itu Diketahui?
Lebih penting dari tidur, Lebih penting dari makan.

Mengapa Begitu Penting?
Apabila makam tersebut dijadikan istana oleh iblis sebagai tempat bersemayam maka hancurlah dan celakalah diri seseorang dari dunia sampai akhirat….Nauzubillah!!!

Adapun makam diri 7 (tujuh) peribadi  seorang manusia adalah:
 
1. Makam Qalbi
2. Makam Roh
3. Makam Sirri
4. Makam Khafi
5. Makam Akhfa
6. Makam Nafsun Natiqa
7. Makam Kullu Jasad

Ringkasnya sebagai berikut:
1. Makam Qalbi letaknya dua jari dibawah susu kiri, tepatnya berada pada Jantung jasmani. Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan kemusrikan, kekafiran, ketahyulan dan sifat-sifat iblis dan inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Iman, Islam, tauhid, ma’rifah pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.

2. Makam Roh letaknya dua jari dibawah susu kanan, tepatnya berada pada Rabu jasmani. Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan Bahimiyah (Sifat biunatang jinak)  dan sifat-sifat menuruti hawa nafsu. Inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Sabar tawakkal pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.

3. Makam Sirri letaknya dua jari diatas  susu kiri, tepatnya berada pada Paru-paru  jasmani. Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan Syabiyah (sifat binatang buas) yaitu  sifat pemarah, pendendam, dhalim dan aniaya. maka inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Kasih sayang juga ramah tamah pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.

4. Makam Khafi letaknya dua jari diatas susu kanan, tepatnya berada pada Limpa jasmani. Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan hjasad, dengki juga khianat dan sifat-sifat iblis yang tercela ini membawa kecelakaan dunia akhirat. Inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Kebaikan dan sifat syukur pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.

5. Makam Akhfa letaknya ditengah dada, tepatnya berada pada empedu jasmani. Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan ria, takabur, sombong, ujub, dan sama’ atau mempamerkan kebaikan diri. Sifat-sifat iblis inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah Ikhlas, khusyu’, tadarru tafakkur pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.

6. Makam Nafsun Natiqa letaknya diantara kening, tepatnya berada pada pikiran jasmani. Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan nafsu amarah yang senantiasa mendorong orang untuk melakukan kejahatan tidak berperikamunisiaan, sifat ini juga selalu biang penghambat dalam meciptakan perbaikan masyarakat, juga sifat banyak hayalan dan panjang angan-angan. Inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Sifat tentram dan pikiran tenang  pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.

7. Makam Kullu Jasad letaknya ada dua (1) di pusat (2) di ubun-ubun, tepatnya meliputi seluruh tubuh. Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan gahflah atau sifat kejahilan, kebendaan, kelalaian atau alfa. Inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Ilmu dan amal pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji tadi akan bertukar menjadi Pilot.

Dengan Apa Peribadi Seorang Membersihkan Makam Diri Yang Kotor…?
Sabda Rasululloh SAW:

Untuk membersihkan kotornya makam diri adalah dengan Dzikrullah, yaitu berzikir kepada Allah. Disini kita memakai pembersihnya dengan Asma’ Allah atau Nama Allah. dibaca: “Allah-Allah” pada setiap makam.
Allah SWT Berfirman Dalam Al Qur’an Surat Al-Furqan-70:

1. Makam Qalbi: Zikir Allah-Allah sebanyak 5000 x
2. Makam Roh: Zikir Allah-Allah sebanyak 1000 x
3. Makam Sirri: Zikir Allah-Allah sebanyak 1000 x
4. Makam Khafi: Zikir Allah-Allah sebanyak 1000x
5. Makam Akhfa: Zikir Allah-Allah sebanyak 1000 x
6. Makam Nafsun Natiqa: Zikir Allah-Allah sebanyak 1000 x
7. Makam Kullu Jasad: Zikir Allah-Allah sebanyak 1000 x

Firman Allah SWT dalam Al Quran Surat Asysyam ayat 7-10:

Maka, Zikir “Allah-Allah” tersebut kalau dijumlahkan keseluruhan menjadi 11.000 x (hatam besar) dan kalau mampunya hanya 5000x pada makam qalbi maka itu disebut hatam kecil.
Selama kotoran makam itu belum di bersihkan maka  IBLIS akan senantiasa menjadi PILOT dengan mengendarai seorang manusia untuk senantiasa melakukan perbuatan tercela, sementara manusia itu sendiri sulit untuk berkelakuan terpuji karena jiwanya telah dirasuki oleh iblis.
Jangan heran apabila dimuka bumi ini kita melihat banyaknya kehancuran akibat tangan-tangan manusia. Semua itu dalangnya adalah iblis yang bersemayam dikerajaannya.

Apa Keuntungan Utama Melebihi Segalanya dari Bersihkan makam Diri Itu?
Kebersihan adalah sebagian dari pada iman, dan kebersihan itu pangkal kesehatan. Tentunya, kalau makam diri sudah bersih dan senantiasa dijaga kebersihannya maka prilaku seseorang itu akan sehat dan iman seseorang itu akan kokoh tidak berbuat sesuatu yang tercela.
Dengan seseorang memiliki perbuatan terpuji itu baik lahir maupun bathinnya tentulah permukaan bumi ini akan aman dan kehancuran akibat tangan manusia tadi tidak akan terjadi. Tidak akan saling mengahancurkan satu sama, dan masih banyak lagi cerita indah yang tidak cukup dilukiskan disini.
Dari semua itu, ada keuntungan utama melebihi semua yang saya sebutkan sebelumnya yaitu Sucinya “Makam Robbaniyah”. Dialah  implementasi Roh yang Suci dan paling halus yang disebut “Hakekat diri sebenarnya diri.”
Dialah induk dari semua makam. Dialah yang dapat mendekati Tuhan. Rasululloh bersabda:
“Di dalam tubuh anak adam ada segumpal daging apabila baik, maka baiklah seluruh jasad dan apabila rusak maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah bahwa dia itu adalah “Hati”
Oleh karena itu, dengan mendahulukan penelitian dan pengenalan diri sendiri akan menjadi kunci mengenal “Sang Maha Pencipta.” Mengenal Sang Maha Pencipta” itu adalah awal agama.

“Awaluddin Ma’rifatulloh: Awal Agama Mengenal Allah”
Bagaimana cara mengenal Allah?
Untuk mengenal Allah maka Kenal Dulu diri.
Rasululloh SAW bersabda: