Untuk
Apa Manusia Diciptakan Oleh Allah
Sebelum Kita belajar, tentang Ilmu agama, belajar tentang
kehidupan
Kita harus belajar Siapa yang menciptakan Kita, dan Hakekatnya untuk
apa kita di ciptakan di dunia ini. Inilah yang seharusnya Kita pikirkan,
karena hidup yang kita jalani kalau punya tujuan akan membangkitkan
semangat hidup, kita akan punya tanggung jawab terhadap apa yang Kita
perbuat di dunia, dan ini yang bisa memfilter kita sehingga kita hati-hati
karena setiap langkah kita, gerak, ucapan kita akan di mintai pertanggung
jawabkan, marilah kita renungkan bagaimana Alloh menciptakan manusia,
alam, bumi dan semuanya yang ada didalamnya
Kita harus belajar Siapa yang menciptakan Kita, dan Hakekatnya untuk
apa kita di ciptakan di dunia ini. Inilah yang seharusnya Kita pikirkan,
karena hidup yang kita jalani kalau punya tujuan akan membangkitkan
semangat hidup, kita akan punya tanggung jawab terhadap apa yang Kita
perbuat di dunia, dan ini yang bisa memfilter kita sehingga kita hati-hati
karena setiap langkah kita, gerak, ucapan kita akan di mintai pertanggung
jawabkan, marilah kita renungkan bagaimana Alloh menciptakan manusia,
alam, bumi dan semuanya yang ada didalamnya
Kalau kita
melihat besarnya kekuasaan Allah, niscaya kita akan
segera mengucapkan “Allahu
Akbar”, “Subhanallah”. Allah menciptakan
langit tanpa tiang serta semua
bintang yang menghiasinya dan Allah turunkan darinya air hujan dan tumbuh
dengannya segala jenis tumbuh-tumbuhan. Bumi terhampar sangat luas, segala
jenis makhluk bertempat tinggal di atasnya, berbagai kenikmatan dikandungnya
dan setiap orang dengan mudah bepergian ke mana yang dia inginkan.
Binatang ada dengan berbagai jenis,
bentuk, dan warnanya. Tumbuh-tumbuhan dengan segala jenisnya dan buah-buahan
dengan segala rasa dan warnanya. Laut yang sangat luas dan segala rizki yang
ada di dalamnya semuanya mengingatkan kita kepada kebesaran Allah dan
ke-Mahaagungan-Nya.
Kita meyakini bahwa Allah
menciptakan semuanya itu memiliki tujuan dan tidak sia-sia. Maka dari itu mari
kita berlaku jujur pada diri kita dan di hadapan Allah yaitu tentu bahwa kita
juga diciptakan oleh Allah tidak sia-sia, dalam arti kita diciptakan memiliki
tujuan tertentu yang mungkin berbeda dengan yang lain.
Allah berfirman:
Allah berfirman:
“Maka apakah kalian mengira,
bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara main-main dan bahwa kalian
tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al Mu’minun: 115)
“Apakah manusia mengira, bahwa ia
akan dibiarkan begitu saja ( tanpa pertanggungjawaban)?” (Al Qiyamah:
36)
“Dan Kami tidak menciptakan
langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah”.(Shad:
27)
”Dan Kami tidak menciptakan
langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.”
(Ad Dukhan: 38)
Dari ayat-ayat di atas sungguh
sangat jelas bahwa segala sesuatu yang ada di bumi dan langit tidak ada yang
sia-sia.
Lalu untuk siapakah semuanya itu?
Lalu untuk siapakah semuanya itu?
Allah berfirman dalam A- QUR'AN
“Dialah yang telah menjadikan
bumi terhampar buat kalian dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air hujan
dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai
rizki untuk kalian, karena itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah padahal kalian mengetahuinya.” (Al Baqarah: 22)
”Dia Allah yang telah menjadikan
segala apa yang di bumi untuk kalian.” (Al Baqarah: 29)
“Allah-lah yang menjadikan bumi
bagi kalian tempat menetap dan langit sebagai atap, lalu membentuk kalian,
membaguskan rupa kalian serta memberi kalian rizki dari sebagian yang baik-baik
yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam.”
(Al Mu’min: 64)
Ibnu Katsir dalam tafsir
beliau mengatakan:
“Allah mengeluarkan bagi mereka (dengan air hujan tersebut) segala macam tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang bisa kita saksikan sebagai rizki buat mereka dan binatang-binatang ternak mereka sebagaimana yang telah disebutkan di banyak tempat di dalam Al Qur’an.”
“Allah mengeluarkan bagi mereka (dengan air hujan tersebut) segala macam tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang bisa kita saksikan sebagai rizki buat mereka dan binatang-binatang ternak mereka sebagaimana yang telah disebutkan di banyak tempat di dalam Al Qur’an.”
As-Sa’di mengatakan di dalam tafsir
beliau
”Allah menciptakan segala apa yang ada di atas bumi buat kalian sebagai wujud kebaikan Allah bagi kalian dan rahmat-Nya agar kalian juga bisa mengambil manfaat darinya, bersenang-senang dan bisa menggali apa yang ada padanya. (Kemudian beliau mengatakan) dan Allah menciptakan semuanya agar manfaatnya kembali kepada kita.
Tujuan Manusia Di ciptakan
”Allah menciptakan segala apa yang ada di atas bumi buat kalian sebagai wujud kebaikan Allah bagi kalian dan rahmat-Nya agar kalian juga bisa mengambil manfaat darinya, bersenang-senang dan bisa menggali apa yang ada padanya. (Kemudian beliau mengatakan) dan Allah menciptakan semuanya agar manfaatnya kembali kepada kita.
Tujuan Manusia Di ciptakan
Manusia di ciptakan Allah,
Makluk yang paling sempurna, dan memiliki kedudukan yang tinggi di hadapan
makhluk yang lain. Manusia diciptakan untuk satu tujuan yang mulia,
agung, dan besar. Tujuan inilah yang telah disebutkan oleh Allah di dalam Al
Qur’an:
Abdurrahman As Sa’di dalam tafsir
beliau mengatakan:
“Inilah tujuan Allah
menciptakan jin dan manusia dan Allah mengutus seluruh para rasul untuk menyeru
menuju tujuan ini yaitu ibadah yang mencakup di dalamnya pengetahuan tentang
Allah dan mencintai-Nya, bertaubat kepada-Nya, menghadap dengan segala yang
dimilikinya kepada-Nya dan berpaling dari selain-Nya.”
Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al
‘Utsaimin dalam kitab Al Qaulul Mufid mengatakan
: “Dengan hikmah inilah manusia
diberikan akal dan diutus kepada mereka para rasul dan diturunkan kepada mereka
kitab-kitab, dan jika tujuan diciptakannya manusia adalah seperti tujuan diciptakannya
binatang, niscaya akan hilang hikmah diutusnya para rasul dan diturunkannya
kitab-kitab karena yang demikian itu akan berakhir bagaikan pohon yang tumbuh
lalu berkembang dan setelah itu mati.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam
kitab Majmu’ Fatawa mengatakan:
“Maka sesungguhnya Allah
menciptakan manusia untuk menyembah-Nya sebagaimana firman Allah ‘Dan tidaklah
Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku.’ Ibadah
kepada Allah hanya dilakukan dengan cara mentaati Allah dan Rasul-Nya dan tidak
dikatakan ibadah kecuali apa yang menurut syariat Allah adalah sesuatu yang
wajib atau sunnah.”
Makna Ibadah
Ibadah secara bahasa artinya
menghinakan diri.
Sedangkan menurut syariat,
Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Nama dari segala yang dicintai oleh Allah dan
diridhai-Nya (yang terdiri) dari segala bentuk perbuatan dan ucapan baik yang
nampak ataupun yang tidak nampak.” (Al ‘Ubudiyyah, 38)
Macam Ibadah
Menurut Ibnu Taimiyah di atas kita
mendapatkan faidah bahwa ibadah itu ada dua bentuk yaitu
1. Ibadah yang nampak ( dzahiriyah/badaniyah )
contoh sholst, zakat dll.
2. Ibadah tidak nampak (
Batiniyah/qalbiyah ) contoh khusu', tawakal dll.
Ubbudiyah dan Tingkatannya
1.‘ubudiyyah yang
bersifat umum.
Ubudiyyah ini bisa dilakukan oleh
setiap makhluk Allah baik muslim atau kafir. Inilah yang diistilahkan
dengan ketundukan terhadap takdir dan sunnatullah.
Allah berfirman:
“Tidak ada seorangpun di langit
dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan yang Maha Pemurah selaku seorang
hamba.” (Maryam: 93).
Ayat ini termasuk orang mkmin
atau Kafir
2. ‘ubudiyyah ketaatan
yang bersifat umum.
Ubudiyah ini mencakup
ketundukan setiap orang terhadap syariat Allah,
sebagaimana firman Allah:
“Dan hamba- hamba Allah yang Maha Penyayang itu adalah
orang-orang yang berjalan di muka bumi ini dengan rendah hati (tawadhu’).”
(Al Furqan: 63)
3. ‘ubudiyyah
yang khusus.
Ubudiyyah khusus
tingkatan para Nabi dan Rasul Allah.
Sebagaimana firman Allah
tentang Nabi Nuh:
“Sesungguhnya dia adalah hamba-Ku
yang bersyukur.” (Al Isra’: 3).
Kemudian Allah berfirman tentang
Rasulullah:
“Dan jika kalian ragu-ragu
terhadap apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami” (Al Baqarah: 23).
Dan Allah berfirman tentang seluruh
para rasul:
“Dan ingatlah akan hamba-hamba
Kami Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang memiliki perbuatan-perbuatan yang besar dan
ilmu-ilmu yang tinggi.” (Shad: 45).
Syarat Diterimnya suatu ibadah
Para ulama Ahlus Sunnah bahwa;
sebuah ibadah akan diterima
oleh Allah dengan dua syarat, yaitu
Syarat Diterimanya Ibadah
Tiga syarat yg harus dipenuhi agar ibadah kita diterima Allah swt:
Syarat Diterimanya Ibadah
Tiga syarat yg harus dipenuhi agar ibadah kita diterima Allah swt:
- Lillah, yaitu niat yg ikhlash, niat hanya karena Allah swt semata, niat hanya untuk mencari keridhaan Allah swt.
- Billah, yaitu pelaksanaannya seperti yg diperintahkan Allah dan yg dicontohkan oleh Rasulullah (ittiba'). Misalnya, kita mecontoh bagaimana Rasulullah shalat, puasa, bersillaturrahiim, bertetangga, bertutur kata, memimpin umat dan sebagainya.
- Illallaah, yaitu dengan tujuan hanya untuk mencari keridhaan Allah semata. Firman Allah: Dan di antara manusia ada orang yg mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. (QS. 2:207)
- membaca syahadat ( ikhlas yakin ) laa ilaaha illah muhamad rasulalloh Kesepakatan Ahlus Sunnah ini dilandasi Al Qur’an dan hadits,
firman Allah:
“Dan tidaklah mereka
diperintahkan melainkan agar mereka menyembah Allah dengan mengikhlaskan agama
bagi-Nya.” (Al-Bayyinah: 5).
Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya amal itu sah dengan
niat dan seseorang akan mendapatkan apa yang dia niatkan.”
(HR. Al Bukhari dan
Muslim)
Rasulullah bersabda:
“Barang siapa yang melakukan suatu
amalan dan bukan dari perintahku maka amalannya tertolak.”
(HR. Muslim)
No comments:
Post a Comment